Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mentan Sebut Krisis Pangan Menimpa Jepang, Malaysia, hingga Filipina! Bagaimana Indonesia?



loading…

Krisis pangan melanda negara tetangga, Jepang untuk pertama kalinya dalam sejarah, melepaskan 210.000 ton beras dari cadangan darurat. Bagaimana dengan kondisinya di Indonesia. Foto/Dok

JAKARTAKrisis pangan melanda negara tetangga, termasuk Jepang, Malaysia, hingga Filipina. Dilaporkan pemerintah Jepang untuk pertama kalinya dalam sejarah, melepaskan 210.000 ton beras dari cadangan darurat satu juta ton akibat lonjakan harga ekstrem.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian ( Mentan ) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Indonesia sampai saat ini masih dalam status aman. Kendati demikian, meskipun stabilitas ini patut disyukuri, menurutnya Indonesia tidak boleh begitu saja berpuas diri.

Mentan Amran menekankan perlunya Indonesia mempercepat swasembada beras sekaligus memperkuat cadangan pangan nasional. Amran menilai kejadian darurat pangan di negara tetangga menjadi alarm bagi Indonesia untuk bertindak menjaga ketahanan pangan.

“Kenaikan harga beras di Jepang mencapai 82% dalam setahun, dari ¥2.023/kg (Rp215.423) menjadi ¥3.688/kg (Rp393.000). Ini dampak langsung dari gelombang panas ekstrem yang merusak produksi dan mengganggu distribusi. Kondisi ini bisa terjadi di mana saja jika negara tidak memiliki cadangan pangan yang memadai,” ujar Mentan Amran, Jumat (21/2/2025).

“Negara yang bergantung pada impor beras seperti Filipina dan Malaysia sangat rentan ketika pasokan global terganggu. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa ketergantungan pada impor bukanlah solusi jangka panjang. Indonesia harus memperkuat produksi dalam negeri,” lanjutnya.

Mentan menyebut Indonesia sendiri dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga beras terus melakukan penyerapan 3 juta ton beras dari petani dengan acuan HPP gabah Rp6.500/kg dan membeli beras Rp12.000/kg agar menjaga semangat petani untuk bertani.

“Ini langkah strategis. Dengan penyerapan massal, kita tidak hanya memastikan petani mendapatkan harga yang layak, tapi juga memperkuat stok nasional guna menghadapi ketidakpastian global. Indonesia saat ini dalam kondisi pangan yang kuat,” paparnya.

Selain itu, Mentan Amran juga mendorong agar pihaknya terus mendorong sinergi dengan kementerian lain dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi beras berjalan lancar dan minim kebocoran.

“Kami juga mengajak masyarakat mendukung program cetak sawah baru serta peningkatan produktivitas melalui teknologi pertanian modern,” tambahnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *