loading…
Pendapatan anggaran Rusia tumbuh di atas level tahun lalu, setelah meningkat 4,7 triliun rubel atau USD52 miliar yang setara Rp796 triliun. Foto/Dok
Siluanov kepada saluran TV Russia-24, mengatakan pertumbuhan PDB pada paruh pertama tahun ini menyentuh level 4,7%. Raihan tersebut menurutnya “angka yang sangat bagus”, di tengah gelombang sanksi Barat yang tak kunjung berhenti.
“Kami melihat investasi tumbuh sekitar 8%, pendapatan riil yang dapat dibelanjakan dari penduduk juga meningkat,” kata Menkeu Rusia.
“Perkiraan dinamika ekonomi untuk tahun ini juga lebih tinggi dari yang awalnya kami sertakan dalam perkiraan kami … Tahun lalu, angkanya 3,6%, tinggi, dan tahun ini kita akan melampauinya,” ujarnya.
Pendapatan anggaran Rusia tumbuh di atas level tahun lalu, setelah meningkat 4,7 triliun rubel (USD52 miliar setara Rp796 triliun dengan kurs Rp15.308/USD) hingga saat ini, menurut Siluanov. Dia mengaitkan lompatan itu dengan pertumbuhan pendapatan minyak dan gas (migas) serta pendapatan dari ekonomi domestik.
Menkeu Rusia juga memprediksi, defisit anggaran negara itu diperkirakan akan mencapai sekitar 1,1% dari PDB pada akhir 2024. Menurutnya, anggaran pemerintah bakal menerima USD30 miliar pada tahun 2025, seiring adanya dari perubahan sistem pajak, yang akan diarahkan ke tugas-tugas prioritas.
Dalam perkiraan April, Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia memperkirakan pertumbuhan 2024 berada di angka 2,8%. Proyeksi tersebut diperkirakan akan direvisi pada awal September.
Sementara itu sebelumnya Bank Dunia menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Rusia, dengan mengatakan PDB akan tumbuh 2,9% tahun ini dan 1,4% pada 2025. Bank Dunia merevisi ke atas dari proyeksi ekonomi Rusia yang sebelumnya masing-masing di angka 2,2% dan 1,1%.
Bank Dunia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Rusia telah menentang sanksi Barat. Sedangkan Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, pada bulan April dengan memperkirakan ekonomi Rusia akan tumbuh lebih cepat daripada semua negara maju pada tahun 2024.
(akr)