Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Menilik Potensi Tenaga Nuklir RI, PLTN Bisa Beroperasi hingga 80 Tahun



loading…

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memperkirakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia bisa beroperasi hingga 80 tahun dengan minim karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca. Foto/Ilustrasi

JAKARTA – Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( Bapeten ) memperkirakan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN ) di Indonesia bisa beroperasi hingga 80 tahun dengan minim karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca. Hal ini diutarakan Pengawas Radiasi Ahli Madya Bapeten, Nur Syamsi Syam sekaligus merespon rencana pembangunan proyek PLTN yang tengah digodok pemerintah saat ini.

“Tadi disampaikan (PLTN) bisa beroperasi cukup panjang bahkan sebenarnya sampai 80 tahun saat untuk satu PLTN,” ujar Nur Syamsi Syam dalam Market Review IDX Channel, Jumat (13/12/2024).

Dia memastikan, bahwa nuklir merupakan salah satu energi dengan emisi gas rumah kaca dan CO2 yang sangat kecil, bahkan hampir tidak melepaskan emisi dalam operasiannya.

Karena itu, pembangunan proyek PLTN sangat strategis, selain memasok listrik dalam jumlah besar, juga ikut mempercepat implementasi net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih di Indonesia kedepannya.

“Kami pikir PLTN ini salah satu alternatif yang andal, itu cukup andal,” paparnya.

Dalam rencana pengerjaanya, pemerintah melalui PT PLN (Persero) bakal menggandeng beberapa investor asing untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir dengan melakukan studi terhadap teknologi reaktor modular nuklir skala kecil atau nuclear small modular reactor.

Merespons hal itu, Nur Syamsi Syam menjelaskan bila small modular dipahami sebagai daya yang dibangkitkan mencapai 1.400 megawatt (MW) per satu unit PLTN.

“Sedangkan small ini adalah sampai dengan 300 MW elektrik, kemudian modularnya ini artinya bisa dikonstruksi atau dibangun di fasilitas yang membuat PLTN tersebut, disana sudah siap tinggal diangkut dibawah ke lokasi dimana akan dioperasikan,” beber dia.

“Kalau PLTN yang besar saat ini itu dikonstruksi di lokasi yang telah ditentukan, sedangkan modular ini di konstruksi misalnya di Amerika, jika nanti yang memproduksi PLTN yang ada di Amerika sudah dirakit disana, kemudian dibawa ke Indonesia,” dia mencontohkan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *