Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mengenal Scandinasian, Gaya Desain Hunian Masa yang Kini Diminati di Bali



loading…

Komunitas multikultural di pulau Bali secara organik mengembangkan gaya arsitektur tersendiri. Salah satu gaya desain yang tercipta adalah Scandinasian. Foto/Dok. SindoNews

DENPASAR – Di pasar real estat Pulau Dewata yang kian kompetitif, properti dengan desain arsitektur yang khas bisa memiliki nilai 7-15% lebih tinggi. Dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat setiap tahun, hal tersebut menjadi poin yang sangat penting.

Area dengan permintaan tinggi telah menikmati kenaikan harga properti hingga 50%. Sementara itu, permintaan pembelian properti meningkat 14% di tahun 2024, yang membuat diferensiasi desain menjadi krusial untuk mendapatkan posisi (positioning) di pasar.

Namun ada sesuatu yang lebih esensial terjadi di Bali, dibandingkan sekadar mencari posisi di pasar. Pulau Seribu Pura ini telah menjadi melting pot, di mana warga lokal berbaur dan bertetangga dengan pendatang dari luar daerah bahkan mancanegara. Umumnya, mereka disatukan oleh ketertarikan pada preferensi estetika yang sama. Baca juga: Munggu Hot Spot Investasi Properti Baru yang Menjanjikan di Bali

Seiring dengan interaksi yang terjadi, komunitas multikultural di pulau Bali secara organik mengembangkan gaya arsitektur tersendiri yang melampaui latar belakang budaya individu mereka masing-masing. Salah satu gaya desain yang tercipta adalah Scandinasian, yang memadukan minimalisme Skandinavia dengan sensibilitas khas Asia. Filosofi Skandinavia tentang lagom—takaran yang tepat: tidak kurang, berlebihan—menciptakan ruang yang terasa mewah dan layak huni.

Garis-garis tegas, material alami, dan penggunaan cahaya natural secara maksimal, menciptakan rumah yang fungsional dan nyaman. Tambahkan perhatian terhadap detail ala minimalisme Jepang dan konsep harmoni khas Bali, maka terciptalah hunian yang terasa akrab dan segar bagi para pembeli lokal dan internasional dari latar belakang yang sangat beragam.

Mengaplikasikan perkawinan gaya-gaya desain ini menjadi hal yang menarik. Lupakan vila khas Bali dengan ukiran batu dan detail ornamen yang rumit.

Pengembangan baru ini mengutamakan tata ruang terbuka dengan proporsi luas laiknya di rumah-rumah di Stockholm atau Copenhagen. Perencanaan ruang pun mengikuti prinsip-prinsip Skandinavia, di mana setiap jengkal area dibuat multi-fungsi, namun dalam skala yang lebih besar untuk mengakomodasi pembeli mancanegara yang terbiasa dengan hunian lapang di negara asal mereka.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *