loading…
Negara-negara di ASEAN sepakat memanfaatkan mata uang lokal (Local Currency Transactions/LCT) untuk menjadi cara melepas ketergantungan pada dolar Amerika atau USD melalui penerapan transaksi mata uang lokal. Foto/Dok
Selama beberapa waktu terakhir, ASEAN secara aktif mencari cara untuk beralih dari dolar AS. Inisiatif ini mengharuskan negara-negara anggota secara kolektif menyusun sistem mata uang sendiri yang nantinya diupayakan menyaingi pamor dolar AS.
Lalu, apa itu sebenarnya ASEAN LCT? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Apa itu ASEAN LCT?
Sebelumnya perlu diketahui bahwa LCT bisa diartikan sebagai penyelesaian transaksi yang dilakukan secara bilateral oleh para pelaku usaha memakai mata uang lokal.
Melihat ke belakang, skema LCT sebelumnya dikenal sebagai Local Currency Settlement (LCS). Namun, seiring kebutuhan dan keberlanjutan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi, terjadi pengembangan framework LCS menjadi LCT.
Tujuan Local Currency Transaction (LCT) adalah mengurangi ketergantungan transaksi internasional terhadap mata uang dominan, misalnya seperti dolar Amerika Serikat (USD).
Berawal dari kesepakatan tersebut, setiap bank sentral berkomitmen menggunakan mata uang lokal lintas negara ASEAN, sebagai pembayaran resmi yang akan dikonversi berdasarkan nilai kurs yang berlaku di masing-masing negara.
Kesepakatan penggunaan konsep pembayaran lintas batas berperan penting dalam memperkuat ketahanan keuangan. Termasuk salah satunya dalam mendorong penggunaan mata uang lokal untuk mendukung perdagangan dan investasi lintas batas di kawasan ASEAN.
Dalam jangka panjang, kerja sama pembayaran lintas batas di kawasan dapat menjaga nilai tukar mata uang negara-negara di ASEAN lebih stabil, dan tidak bergantung pada Dolar AS. Dengan begitu, kerja sama negara di kawasan semakin terintegrasi dan berkelanjutan, serta dapat memperkuat ekonomi di kawasan dalam tingkat global.
Sebagai informasi, Indonesia sendiri telah mengimplementasikan penggunaan LCT sejak 2018. Saat ini, kemitraannya terjalin dengan negara seperti Malaysia, Thailand, Jepang, China hingga Korea Selatan.
Upaya tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan terhadap cara meningkatkan stabilitas nilai tukar Rupiah dan memperkuat resiliensi pasar keuangan domestik. Salah satu perwujudan LCT adalah mengimplementasikan QRIS antarnegara, sebuah sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang nantinya bisa digunakan untuk transaksi.
Secara bertahap, Indonesia juga terus menggaungkan LCT di ASEAN. Terlebih, kelompok yang berisikan negara-negara Asia Tenggara itu kompak bertujuan membuang dominasi dolar AS ke depannya.
(akr)