Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mendorong Keterlibatan Tenaga Ahli ITB dalam Eksplorasi dan Pengembangan SDA di Hulu



loading…

Dukung pemerintah memperkuat sektor migas dan Minerba di Indonesia, Ikatan Alumni Geologi Institut Teknologi Bandung (IAGL-ITB) dorong keterlibatan di sektor eksplorasi dan juga pengembangan sumber daya alam di hulu. Foto/Dok

JAKARTA – Dukung pemerintah memperkuat sektor migas dan Minerba di Indonesia, Ikatan Alumni Geologi Institut Teknologi Bandung (IAGL-ITB) dorong keterlibatan di sektor eksplorasi dan juga pengembangan sumber daya alam di hulu.

“Ada sumbangsih tenaga-tenaga dari ITB, khususnya untuk sektor eksplorasi dan juga pengembangan sumber daya alam di hulu. Harapannya dari kami adalah tenaga-tenaga eksplorasi dari ITB bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugas negara dan dalam pengembangan sumber daya alam,” kata Ketua IAGL-ITB, Abdul Bari di sela-sela Seminar Nasional dan Sarasehan bertajuk Astacita sebagai tonggak untuk Kedaulatan Energi dan Masa Depan Indonesia di Sabuga ITB, Bandung, Sabtu (23/1/2024).

Disampaikannya, seminar dan sarasehan merupakan bentuk komitmen dan dukungan terhadap pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi dan minerba. Dengan menghadirkan sejumlah tokoh sebagai pembicara, kegiatan ini membedah berbagai kendala hingga rekomendasi di sektor pertambangan.

“Beberapa hal yang kita soroti diantaranya kendala tantangan eksplorasi dan produksi Minyak, gas, batubara dan mineral di Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Bari, sejumlah kendala di sektor pertambangan dan energi yang akan dibedah oleh IAGL-ITB antara lain menyangkut kebijakan yang masih tumpang tindih serta belum mendukung masuknya investasi secara optimal, hingga tata kelola bidang energi dan minerba yang belum mendorong terciptanya multiplier effect.

Di samping itu, perizinan kompleks yang sering kali menghambat percepatan eksplorasi serta acapkali tumpang tindih dengan sektor lain seperti kehutanan dan perkebunan. Ada pula persoalan keterbatasan data geologi , akses wilayah terbatas, keamanan dan konflik sosial, volatilitas harga komoditas dan kenaikan hiaya oroduksi , serta pengelolaan lingkungan.

“IAGL-ITB melalui Seminar dan Sarasehan ini akan memberikan rekomendasi untuk terus memperkuat sektor migas dan Minerba di Indonesia. Kami berharap dapat berperan memberi masukan dan implementasi kebijakan eksplorasi, hingga hilirisasi dengan menghadirkan alumni-alumni terbaik dan pemikiran terbaik untuk NKRI,” tukasnya.

Di lokasi yang sama, Wakil Direktur Utama MIND.ID, Dany Amrul Ichdan menekankan, pentingnya peran alumni dan civitas akademik dalam mewujudkan visi besar kemandirian yang dicanangkan Presiden Prabowo.

“Akademisi itu adalah sumber RnD (research and development) yang kuat. Kampus harus kita jadikan sebagai center of excellent di dalam kekuatan RnD. Kalau kita bayar konsultan mesin misalny, mahal. Kenapa gak kita optimalkan peranan kampus?” paparnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *