Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Memaksimalkan Etos Kerja Agar Tak Kalah dalam Persaingan


loading…

Membangun etos kerja menjadi poin penting bagi para pekerja lokal di tengah keterbukaan persaingan saat investasi asing masuk dari berbagai negara. Foto/Dok

JAKARTA – Membangun etos kerja menjadi poin penting bagi para pekerja lokal di tengah keterbukaan persaingan saat investasi asing masuk dari berbagai negara. Maka untuk mendapatkan kepercayaan investor agar memakai tenaga kerja dalam negeri, pembangunan etos kerja menjadi sebuah keharusan demi meningkatkan daya saing pekerja Indonesia.

“Ada etika yang semestinya menjadi pemicu tenaga kerja lokal untuk menaruh kepercayaan kepada perusahaan tempat bekerja. Nah, etika kerja inilah yang kerap diabaikan,” ujar Elizabeth Pisciliaruntu, entrepreneur yang juga seorang pengacara saat menggelar “Diskusi dan Etos dalam Bekerja” di Jakarta.

Baca Juga: Persaingan Dunia Kerja, Ini 10 Skill yang Wajib Dimiliki Mahasiswa pada 2025

Diskusi yang digelar ini, merupakan bentuk keperdulian dari kantor hukum Elizabeth Pisciliaruntu & Partners. Apalagi visi pemerintah dalam membangun Indonesia Emas 2045 dan berharap ada suatu gebrakan daya saing pekerja Indonesia.

Memaksimalkan Etos Kerja Agar Tak Kalah dalam Persaingan

Menyadari membangun kesadaran bukan perkara mudah, Elizabeth menekankan, perbaikan harus dibentuk dari sekarang, jika tidak ingin tenaga kerja asing akan mendominasi. “Sedih kalau akhirnya perusahaan terpaksa menerapkan ketentuan peluang tenaga asing,” ujarnya.

Ia memberikan contoh, misalnya tidak percaya diri karena merasa kerjanya selalu diawasi sehingga terancam masa kerjanya berakhir atau PHK. “Bahkan ada yang karena merasa pekerja tersebut adalah warga sekitar yang kerja semaunya dan akhirnya justru akan mengganggu produksi industri,” ujarnya.

Hasil diskusi dengan beberapa perusahaan, Elizabeth membeberkan, sebenarnya ada kemauan memberikan upah layak, namun dengan catatan tenaga kerja lokal bisa bekerja sesuai dengan target. “Karena kinerja sehingga seharusnya bisa dikerjakan satu orang, akhirnya mesti dua orang. Dan akhirnya cost gaji membengkak,” ujarnya.

Elizabeth yang juga berprofesi sebagai pengacara ini memaparkan, beberapa klien hukumnya dari perusahaan banyak mengeluhkan kinerja tenaga lokal dan akhirnya memilih tenaga kerja asing. Padahal perusahaan berkeinginan merekrut tenaga lokal untuk pemberdayaan dan mengurangi angka penggangguran di Indonesia.

Atas dasar itulah, Ia mencoba mencari tahu permasalahan tenaga kerja Indonesia yang tenyata beragam. Dari soal syarat dan peraturan lapangan kerja, Informasi ke masyarakat. “Dan yang sering banget, mesti ada orang dalam yang diutamakan jika ingin bekerja,” ujar Elizabeth.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *