Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Meluruskan Persepsi dan Menguak Rahasia MSG Melalui Demo Masak



loading…

Dalam acara bertajuk, MSG: Bikin Halal Bi Halal Mu Makin Epic, para pakar membahas secara obyektif dan faktual tentang MSG dan manfaatnya. Foto/Dok

JAKARTA – Dalam acara bertajuk, ‘ MSG : Bikin Halal Bi Halal Mu Makin Epic’, para pakar membahas secara obyektif dan faktual tentang MSG dan manfaatnya bagi tubuh manusia. Sekaligus menjelaskan berbagai mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia, tentang MSG alias Micin alias Vetsin, tentang penyedap masakan , yang sering kita temui, saat menikmati makanan Bakso, Mie Ayam, Nasi Goreng serta berbagai jenis makanan lainnya.

Seperti kita ketahui bahwa MSG telah digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan menyeimbangkan rasa gurih dalam makanan. Seluk beluk seputar MSG dibahas lewat sharing sesion yang dikombinasikan dengan acara demo masak bersama Melliana Eka S,Tr,Gz selaku Ahli Gizi dari Healthy Go Catering, Satria Gentur Pinandita selaku Ketua erkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI), Chef Syafril Ramadhan atau lebih dikenal Chef Rama serta Chef Andre dari Master-Kichen Mamasuka.

Satria Gentur Pinandita memaparkan, serta menerangkan bagaimana MSG itu merupakan bahan tambahan pangan alami yang diproduksi dengan teknologi fermentasi dengan menggunakan baku baku utama tetes tebu, “MSG dapat memberikan rasa Umami atau gurih pada masakan yang berkuah serta mampu mengurangi penggunaan garam sehingga masakan tersebut akan lebih sehat,” ucap Satria.

Pada paparan lainnya, Melliana Eka menjelaskan, mengenai makanan bergizi itu adalah suatu makanan yang seimbang dari mulai kecukupan protein, karbohidrat, serta keseimbangan rasa yang di dapat dari bahan pangan tambahan seperti MSG, karena makanan yang di konsumsi jangan sampai terasa hambar sehingga membuat orang yang menyantapnya tidak selera.

Oleh karena itu dibutuhkan bahan pangan tambahan berupa MSG yang dapat memberikan rasa gurih serta membuat orang lebih lahap dalam menyantapnya, “makanan yang bergizi itu tidak hanya sekedar untuk memenuhi semua kebutuhan tubuh, tapi mengabaikan rasa, karena dari rasa itu segala komponen makanan dapat dirasakan oleh lidah dan menambah selera orang itu,” ujar Eka.

MSG bersifat “self limiting”, penambahan berlebihan menimbulkan rasa tidak enak manusia mampu secara otomatis membatasi kebutuhan MSG, jika berlebihan akan menimbulkan rasa yang tidak disukai dengan sendirinya. Tidak ada satu pun makanan yang terbaik atau terburuk, melainkan hanyalah porsi tepat atau tidak.

Masyarakat dinilai harus mulai memahami bahwa MSG adalah bumbu rasa umami yang terdiri dari Sodium, Asam Glutamat dan Air. Menurut lembaga keamanan pangan dunia (JECFA-FAO/WHO) dan nasional(BPOM/Kemenkes) MSG aman dikonsumsi. Berbagai penelitian pada manusia terbukti MSG tidak memberatkan beberapa kondisi penyakit.

Dalam Jurnal Mutu Pangan Vol. 1(2) :83-90, 2014 disebutkan bahwa Penggunaan bumbu umami dapat meningkatkan asupan gizi pasien TBC dan mempercepat penyembuhan penyakit. Hal ini memperkuat penelitian sebelumnya dari The American Journal of Clinical Nutrition edisi Vol 90, September 2009 tentang Uji Klinis Glutamat untuk Peningkatan Gizi dan Kesehatan pada Lansia di Jepang.

Dalam acara cooking class dan demo masak juga diajarkan mengenai penggunaan MSG yang tepat, seperti menu hari ini adalah bagaimana membuat masakan berkuah seperti sup iga, dipandu oleh chef Rama dan Chef Andre memberikan pelajaran dari mulai perebusan daging hingga pemberian bumbu yang tepat.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *