Manuver Ekspor Baja Lapis Tata Metal Lestari Berkontribusi Bikin Surplus Neraca Dagang



loading…

Ekspor sebanyak 8 kontainer produk baja lapis dengan merek dagang Nexalume, Nexium, dan Nexcolor produksi PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) dilepas oleh Mendag Zulkifli Hasan. Foto/Dok

JAKARTA – Menteri Perdagangan ( Mendag ) Zulkifli Hasan atau Zulhas melepas ekspor sebanyak 8 kontainer produk baja lapis dengan merek dagang Nexalume, Nexium, dan Nexcolor produksi PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) dari pabrik baru mereka yang berada di Sadang, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (21/6).

Dalam sambutannya, Mendag menyebut bahwa pelepasan ekspor baja tujuan Australia, Kanada, dan Puerto Rico senilai USD 808.262 oleh PT Tata Metal Lestari ini merupakan kolaborasi nyata antara pemerintah dan pelaku usaha yang ditujukan untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor nonmigas Indonesia, termasuk peningkatan ekspor produk baja Indonesia ke pasar global.

Zulhas mengaku senang oleh adanya ekspor produk baja yang dilakukan PT Tata Metal Lestari. Sebab, produsen baja lapis ini merupakan salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi dan membuat neraca perdagangan Indonesia selama 48 bulan berturut-turut mengalami surplus.

“Tahun 2022 surplus kita USD54,5 miliar, tahun 2023 surplus kita sempat turun memang jadi USD36 miliaran lebih, sampai Mei 2024 sudah hampir USD14 miliar,” ujarnya.

Selain itu, Zulhas juga mengaku senang karena tujuan ekspor produk baja ini ke Australia hingga Kanada. Yang mana katanya, Indonesia sendiri ternyata banyak mengimpor dari negara tersebut dan menyebabkan defisit perdagangan.

Untuk itu, dengan adanya ekspor komoditas baja lapis warna ini, Zulhas berharap itu bisa mengurangi defisit perdagangan. Ia pun mengapresiasi PT Tata Metal Lestari atas kinerja usahanya, selain melayani pasar dalam negeri, juga melayani pasar ekspor yang pertumbuhan rata-ratanya di atas 10% per tahun.

Ia menambahkan, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan terus mendorong pembukaan akses pasar produk Indonesia ke negara mitra dagang, salah satunya dengan Australia dan Kanada yang merupakan negara tujuan ekspor PT Tata Metal Lestari.

Dengan Australia, Indonesia telah memiliki perjanjian dagang Indonesia-Australia CEPA, sedangkan Indonesia-Canada CEPA yang saat ini dalam tahap perundingan dengan Kanada. Pelepasan ekspor baja ke Kanada dan Australia merupakan momentum yang tepat dalam merespons permintaan baja Kanada dan Australia yang terus meningkat, masing-masing sebesar 16,94% dan 14,72% dalam 5 tahun terakhir.

Untuk itu Mendag mengapresiasi PT Tata Metal Lestari yang terus aktif dalam memanfaatkan peluang pasar ekspor dan diversifikasi pasar ekspor. Hal tersebut dilakukan dengan mengedepankan prinsip industri hijau dan berkelanjutan dalam rangka peningkatan daya saing produk baja di pasar global.

“Karena memang, kita kalau mau jadi negara maju harus menguasai pasar dunia. Apalagi ini baja, UMKM saja kita bangga, apalagi ini termasuk industri yang teknologi tinggi. Mudah-mudahan ini memberikan tanda-tanda bahwa cita-cita kita ingin menjadi negara maju pada tahun 2045 bisa kita capai,” ujar Mendag.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *