Lirik Potensi Properti di Sumatera, BTN Ajak Santri di Pekanbaru Jadi Developer



loading…

Direktur Finance BTN, Nofry Rony Poetra mengapresiasi, antusiasme para santriwan, santriwati di Pondok Pesantren Dar El Hikmah yang bergabung pada Program BTN Santri Developer Kebangsaan. Foto/Dok

PEKANBARU – Setelah sukses mengadakan program BTN Santri Developer Kebangsaan di sejumlah Pondok Pesantren di Pulau Jawa. Tahun ini PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menggelar Program BTN Santri Developer Kebangsaan di Pekanbaru, Riau.

Program yang dikembangkan bersama Nadhatul Ulama Circle (NU Circle) tersebut merupakan program pendidikan dan pelatihan mengenai pengembangan bisnis properti bagi santriwan/santriwati alumni pondok pesantren, tetapi juga peserta dari organisasi pemuda lintas agama.

Pada pidato sambutannya, Direktur Finance BTN, Nofry Rony Poetra mengapresiasi, antusiasme para santriwan, santriwati di Pondok Pesantren Dar El Hikmah yang bergabung pada Program BTN Santri Developer Kebangsaan.

“Tujuan dari BTN Santri Developer adalah memberikan edukasi mengenai dunia bisnis properti kepada para santriwan/santriwati alumni pondok pesantren binaan Nahdlatul Ulama dan peserta dari organisasi pemuda lintas agama yang diharapkan dapat mendorong lahirnya entrepreneur handal di bidang properti yang ke depannya dapat menjalin kerja sama serta meningkatkan kerja sama bisnis dengan BTN, baik dalam hal pembiayaan maupun Dana Pihak Ketiga,” kata kata Nofry di Pondok Pesantren Dar El Hikmah, Pekanbaru, Riau, Jumat (23/8/2024).

Nofry menjelaskan, selama program pelatihan berjalan dari tanggal 23-30 Agustus 2024, peserta pelatihan tidak hanya mendapatkan seri pembelajaran di kelas, tetapi juga ada sesi kunjungan lokasi proyek binaan BTN sebagai percontohan, serta ujian proposal proyek perumahan.

“Materi pembelajaran yang diberikan pada Program BTN Santri Developer Kebangsaan sangat komprehensif yang berlandaskan pada 4 pilar utama bisnis properti, yaitu Tanah dan Lingkungan (Land & Environment), Hukum (Legal), Pembiayaan (Capital), dan Keterampilan (Skillset) dari para pengajar yang terdiri dari praktisi dan akademisi yang ahli dan berkompeten dibidangnya,” kata Nofry menambahkan.

Ia berharap dari program ini bibit-bibit Santripreneurship dapat semakin berkembang dan sukses menjadi developer yang berkualitas untuk mendukung pengembangan properti di tanah air. Nofry menjelaskan kebutuhan rumah di Indonesia sampai dengan saat ini masih sangat tinggi.

Hal tersebut didukung dengan fakta bahwa masih terdapat 12,71 juta backlog perumahaan yang 47% nya didominasi oleh kawula muda. Selain itu, setiap tahunnya terdapat 700-800 ribu tambahan keluarga baru, sebanyak 38,3% rumah tangga menghuni rumah yang tidak layak, dan sebanyak 5,8 juta milenial belum memiliki rumah.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *