loading…
Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) yang didukung oleh PT Krakatau Baja Industri sebagai penyuplai bahan baku baja canai dingin (CRC), melepas ekspor Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) Nexalume. Foto/Dok
Vice Presiden PT Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi melalui Rendra Fernanda, General Manufacturing PT Tata Metal Lestari mengatakan, selama ini perusahaannya telah mengekspor produk mereka ke 20 negara di dunia. Tapi kali ini sangat jauh berbeda karena metode pengirimannya menggunakan metode pengiriman Break Bulk atau Break Bulk Shipment sehingga jumlah produk yang dikirim bisa berlipat ganda.
“Ekspor hari ini sangat spesial karena kami mengirimnya dalam bentuk Break Bulk Shipment. Total kali ini kami kirim tepatnya 3.008 ton BJLAS Nexalume senilai USD3.090.000 atau sekitar Rp48 miliar lebih. Kami kirim hari ini dari pelabuhan Tanjung Priok langsung ke pelabuhan Hamilton di Kanada dengan kapal MV Federal Michigan,” ungkap Rendra.
“Sebelumnya, dengan metode pengiriman dengan kontainer kami hanya bisa mengirim sekitar 24 ton dalam satu kontainer. Sementara dengan metode pengiriman Break Bulk ini kami bisa langsung mengirim 3 ribu ton lebih dalam sekali pengiriman. Dengan kapal yang baru, dan produk yang baru ini, kami berharap produk kami dapat sampai ke lokasi tujuan tepat waktu dan dapat segera digunakan oleh pelanggan kami,” sambungnya.
Sementara itu Rendra juga menerangkan, dalam pengiriman kali ini pihaknya telah memenuhi sebanyak 11 spesifikasi sehingga produknya bisa diterima di pasar global. Spesifikasi tersebut sudah sesuai dengan standar ASTM (American Society for Testing and Materials) yang sudah diperoleh PT Tata Metal Lestari melalui surveyor independent. Dengan spesifikasi itu menunjukkan bahwa Industri baja lapis nasional bisa berkembang secara global melalui PT Tata Metal Lestari yang didukung oleh PT Krakatau Baja Industri sebagai penyuplai bahan bakunya.
“Spesifikasi-spesifikasi yang diperlukan pasar global, termasuk regulasi CBAM atau aturan yang dibuat Uni Eropa untuk mengatasi kebocoran emisi karbon telah kami penuhi. Dengan begitu, produk baja lapis ramah lingkungan kami bisa diterima di mancanegara. Namun meski demikian, dari kapasitas produksi kami yang mencapai 225 ribu ton per tahun dengan merek Nexalume, Nexium dan Nexcolor, kami gunakan yang utamanya untuk pemenuhan kebutuhan nasional terlebih dahulu sehingga dapat menyokong pembangunan di tanah air. Namun kedepan kita punya rencana menambah kapasitas menggunakan mesin continues coating line baru kami sehingga dapat berfokus untuk memenuhi kebutuhan ekspor,” terang Rendra lagi.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Nuranto Putra, perwakilan dari PT Krakatau Baja Industri (Krakatau Steel) mengatakan, pihaknya sangat mendukung langkah ekspor PT Tata Metal Lestari untuk menembus pasar global. Sebagai perusahaan dalam negeri yang menyuplai seluruh bahan baku baja lapis yang diproduksi PT Tata Metal Lestari, Putra berharap kedua perusahaan ini bisa terus meningkatkan sinergi sehingga dapat menghidupkan kembali neraca perdagangan nasional.
“Kapasitas produksi Krakatau steel khususnya di CRM kami punya kapasitas kurang lebih di 800 ribu ton per tahun. Untuk ekspor kami mengalokasikan 10-15 persen. Dan sekarang kami fokusnya melakukan indirect ekspor seperti yang kami lakukan sekarang ini bersama PT Tata Metal Lestari,” jelasnya.
“Untuk itu ke depan kami berharap industri dalam negeri seperti PT Tata Metal Lestari dan PT Krakatau Steel bisa saling bersinergi untuk menghidupkan kembali neraca perdagangan nasional. Jadi dengan system mekanisme seperti ini, ekspor dengan bebas, itu bisa sangat membantu untuk lebih sustain lagi (Industri baja nasional) ke depannya dan lebih survive lagi ditengah tantangan kondisi dunia saat ini,” terang Putra.
(akr)