KSP Apresiasi PLN EPI Libatkan Masyarakat Kembangkan Biomassa



loading…

Tenaga Ahli Utama Kedeputian I KSP Trijoko M Soleh Oedin mengapresiasi pelibatan masyarakat oleh PLN EPI dalam pengembangan ekosistem biomassa. FOTO/Ist

JAKARTA – Kantor Staff Presiden (KSP) mengapresiasi langkah Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) yang melibatkan msayarakat dalam pengembangan biomassa. Sebab, tak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga menjadi katalis pendorong perekonomian rakyat.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian I Kantor Staf Presiden (KSP) Trijoko M Soleh Oedin mengapresiasi keberhasilan pelaksanaan program co-firing oleh PLN yang tidak berbasis Hutan Tanaman Energi (HTE), melainkan memanfaatkan bahan baku dari limbah pertanian, perkebunan dan perhutanan serta penanaman di lahan kritis.

Sebab, pemanfaatan limbah mendorong penurunan emisi dari limbah yang membusuk atau dibakar. Sementara, dari penanaman tanaman energi di lahan kritis mendorong peningkatan penyerapan karbon di tanah dan di batang tanaman.

“Dan yang menarik adalah, ekosistem biomassa ini akan menurunkan emisi dari sisi FOLU (Forestry and Other Land Use) dan Agriculture. Setidaknya sekarang itu bahasanya sedekah oksigen,” ujar Trijoko dalam keterangannya, Jumat (3/5/2024).

Program co-firing Biomassa oleh PLN ini menurutnya sangat membantu komitmen pemerintah dalam upaya menurunkan emisi karbon. “Di PLTU mengurangi porsi batu bara dengan biomassa akan terjadi penurunan emisi karbon. Sedangkan di hulunya, ada pengurangan emisi karbon dari pemanfaatan limbah serta peningkatan karbon stok dari penanaman,” jelasnya.

Trijoko menambahkan, untuk mencapai Net Zero Emission (NZE), perlu dilakukan Life Cycle Assesment, dari hulu sampai hilir. Oleh karena itu, ia mendukung penuh program serupa untuk direplikasi dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait.

Di sisi masyarakat, Lurah Gombang Supriyanto menerangkan bahwa program tersebut menjadi solusi bagi warga setempat. “Warga senang dengan program ini karena memang sangat membutuhkan pakan ternak. Terlebih, rantingnya juga bisa punya nilai ekonomi karena untuk co-firing,” tuturnya.

Terpisah, Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan bahwa pengembangan energi biomassa menjadi salah satu komitmen perusahaan dalam pencapaian NZE melalui penyediaan pasokan energi alternatif untuk mengurangi batu bara. “Pengembangan energi biomassa sejalan dengan komitmen PLN untuk mngurangi emisi karbon melalui program penyediaan dan pengembangan ekosistem biomassa untuk co-firing PLTU,” jelasnya.

Iwan menjelaskan, ada tiga inisiatif strategis yang telah dilakukan oleh PLN EPI, yaitu Program STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomass) memanfaatkan limbah pertanian/limbah pangan seperti sekam, jerami, bonggol jagung, serbuk aren, batang singkong dan lainnya. Kemudian, Program PERTIWI (Primary Energy Renewable & Territorial Integrated Wisdom of Indonesia) memanfaatkan limbah perkebunan/perhutanan seperti limbah replanting karet, kulit dan limbah sagu, limbah sawit, dan lain-lain.

Selanjutnya, optimalisasi lahan kritis/non produktif melalui program Green Economy Village yang telah dimulai sejak Februari 2023 bersama Pemda DIY dan Keraton Yogyakarta, dengan penanaman tanaman pakan ternak dan biomassa di Gunung Kidul. “Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan program ini berjalan dengan lancar, di mana PLN EPI menggandeng stakeholder terkait dalam menjamin kehandalan pasokan biomassa,” tutup Iwan.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *