Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kiai Cholil Nafis Dorong Asia Tenggara Terapkan Ekonomi Syariah



loading…

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Nafis menjadi pembicara di Universitas Fathani (Fatoni) Thailand. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Nafis mendorong penerapan ekonomi syariah di Asia Tenggara. Ekonomi syariah menjadi penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat muslim di wilayah ini.

“Potensi ekonomi Islam di Asia tenggara seperti Indonesia dan Thailand sangat baik karena mayoritas penduduknya muslim. Tentu ini captive market yang dapat dimaksimalkan perputaran ekonominya,” kata dia saat didaulat berbicara tentang ekonomi syariah di Universitas Fathani (Fatoni) Thailand, dikutip Selasa (12/11/2024).

Dia mengatakan, pada 2021 terdapat 1,9 miliar penduduk muslim di seluruh dunia dengan belanja sebesar USD2 triliun untuk produk halal. Diperkirakan meningkat hingga mencapai USD4,96 triliun pada 2030.

“Data itu menunjukkan bahwa ekonomi syariah menjadi sarana dakwah yang efektif saat yang bersamaan dapat menjadi instrumen pemberdayaan umat dan peningkatan ekonomi masyarakat,” kata dia.

Dalam keterangannya, KH. Cholil Nafis juga menyampaikan bahwa pada dasaranya manusia merupakan makhluk ekonomi.

“Dan ekonomi Islam itu ada bersamaan dengan turunnya Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ekonomi yang menjadi solusi untuk pemerataan dan penegakan keadilan sosial,” ungkapnya.

Cholil menerangkan, ekonomi syariah menjadi penting untuk peningkatan taraf hidup masyarakat muslim di Asia Tenggara. Dia juga menjabarkan bahwa dakwah penyebaran ekonomi syariah mencakup tiga hal, yakni pertama ekonomi yang terhindar dari gharar, riba dan maisir (gharim).

Kedua, ekonomi yang mengubah sistem berdasarkan kapitalisme atau sosialisme menjadi sistem berkeadilan melalui penetapan peraturan perundang-undangan. Ketiga, ekonomi yang memberdayakan dan menguatkan daya beli umat.

“Tiga hal itu dapat mengubah sosial ekonomi masyarakat sekaligus mengubah ideologi dan orientasi berpikir serta keilmuannya,” jelasnya.

Menurut dia sistem yang digunakan berpijak kepada khazanah Islam dan praktiknya mengacu pada fikih muamalah.

“Biasanya dakwah melalui ekonomi syariah lebih akomodatif dan mudah diterima oleh pihak lain karena acuannya adalah etika dan moral,” tuturnya.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *