Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ketidakpastian Melonjak, IMF Keluarkan Peringatan Ekonomi Global



loading…

IMF menyebut gangguan perdagangan global dan meningkatnya proteksionisme memperlambat pertumbuhan ekonomi global tahun ini. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA – Dana Moneter Internasional ( IMF ) menyatakan bahwa ekonomi global diperkirakan akan tumbuh lebih lambat tahun ini dan menghadapi inflasi yang lebih tinggi. Hal itu dipicu oleh gangguan perdagangan global dan meningkatnya proteksionisme.

Tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump, yang menurutnya difokuskan pada prioritas manufaktur dalam negeri dan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan yang menguntungkan AS, telah menyebabkan keretakan tajam dengan para mitra dagang, termasuk Uni Eropa (UE) dan China.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyerukan reformasi yang mendesak dan memperbarui kerja sama global saat ia meninjau laporan Prospek Ekonomi Dunia yang akan datang dari IMF.

“Volatilitas keuangan meningkat tajam dan ketidakpastian kebijakan perdagangan yang mahal benar-benar di luar grafik,” kata Georgieva, seperti dilansir Russia Today, dikutip Minggu (20/4/2025), merujuk pada data IMF yang menunjukkan peningkatan tajam dalam ketidakpastian global.

Georgieva menambahkan bahwa tarif efektif AS telah melonjak ke level terakhir terlihat beberapa waktu lalu. Meskipun tidak menyebut nama Trump, kenaikan tarif tersebut berasal dari langkah-langkah perdagangan besar-besaran yang diambil pemerintah AS.

Termasuk di dalamnya adalah tarif 10% untuk semua impor, dan tarif yang jauh lebih tinggi untuk barang-barang China, di mana beberapa produk menghadapi tarif setinggi 145%. Sebagai tanggapan, China membalas dengan menaikkan bea untuk semua impor AS dari 84% menjadi 125%.

Pernyataan Georgieva menggemakan kekhawatiran yang disuarakan oleh para pemimpin ekonomi lainnya minggu ini, termasuk para kepala Federal Reserve dan Bank Dunia, yang telah memperingatkan tentang dampak buruk dari kebijakan perdagangan Trump. Kamis (17/4) lalu, Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga, dengan alasan “prospek pertumbuhan yang memburuk” karena meningkatnya ketegangan perdagangan.

Awal minggu ini, Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou mengatakan Trump telah meluncurkan perang dagang global “tanpa peringatan” dan mengkritiknya karena menyerang baik pesaing maupun sekutu dengan tarif yang merusak kerja sama selama puluhan tahun.

Pemimpin UE lainnya juga telah memperingatkan bahwa tarif merugikan perdagangan global dan mengancam stabilitas ekonomi. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut langkah itu sebagai pukulan telak. Sementara Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengutuk tarif itu tidak cerdas, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk melabelinya sebagai tindakan yang tidak perlu dan bodoh.

Pada hari Jumat (18/4), Trump menegaskan kembali pendiriannya selama pertemuan dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, dengan menyatakan bahwa dia tidak terburu-buru untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan. Trump meyakini kebijakan tarifnya akan menghasilkan pendapatan yang signifikan bagi AS.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *