Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kena Tarif Impor Trump 32 Persen, Indonesia Butuh Gebrakan



loading…

Anggota Komisi VI DPR meminta, pemerintah merespons cepat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif impor timbal balik atau Reciprocal Tarrifs terhadap Indonesia senilai 32%. Foto/Dok

JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR, Firnando Hadityo Ganinduto meminta, pemerintah merespons cepat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif impor timbal balik atau Reciprocal Tarrifs terhadap Indonesia senilai 32%.

Jika tak diantisipasi dengan cepat dapat pengaruhi industri dalam negeri . “Pemerintah harus segera membuat sesuatu gebrakan melindungi industri Indonesia yang biasa di ekspor. Apalagi Amerika merupakan tujuan utama ekspor selain China dan Jepang. Keadaan ini tidak bisa dibiarkan, tarif ekspor sebesar 32 persen terlalu memberatkan,” kata Firnando, Kamis (3/4/2025).

Industri yang dikhawatirkan salah satunya ialah garmen , karena banyak yang gulung tikar dan kesulitan membayar pesangon. Penerapan kebijakan AS mengenai tarif perdagangan terbaru terhadap negara-negara mitra dagang utamanya bakal menggangu ekspor industri garmen dan jelas membuat keadaan makin terpuruk.

“Dampaknya pasti besar, waktu itu saya pernah bilang dengan Menteri Perdagangan kalau tarif masuk ke Amerika itu tidak boleh tinggi-tinggi, karena garmen kita lumayan banyak kirim ke sana,” ucap Firnando.

Di sisi lain, adanya penurunan ekspor dari 2023 ke 2024 berada di kisaran 8%, membuat Indonesia harus mampu untuk menggerek persentase ini untuk naik positif.

“Jika pemerintah tidak berhasil menegosiasikan tarif impor timbal balik dengan Amerika Serikat, maka opsi lain tentunya melihat peluang untuk relokasi industri ke negara lain yang lebih aman,” jelas Firnando.

Harapannya pengiriman barang industri ke Amerika Serikat tetap berjalan, tanpa ada gangguan yang serius. Mengingat kenaikan tarif impor sekecil apapun bakal memukul produksi industri dalam negeri.

Populasi Amerika Serikat juga berada di urutan ketiga terbesar di dunia. Sehingga bukan saja jumlah pasar yang besar, tetapi juga daya belinya yang tinggi sehingga menjadi pangsa pasar yang tidak semestinya ditinggalkan.

“Indonesia harus mampu merawat hubungan eskpor ke Amerika dengan lebih baik supaya bisa terus berjalan bahkan lebih tinggi lagi volumenya. Karena 1-2 persen saja sudah sangat berarti sekali untuk pelaku usaha ekspor,” tutup Firnando.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *