Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kemiskinan di Indonesia Melonjak 3 Kali Lipat, Nyaris Tembus 195 Juta Jiwa versi Bank Dunia



loading…

Bank Dunia menyatakan penduduk miskin di Indonesia menibgkat tiga kali lipat. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – Bank Dunia merevisi standar perhitungan garis kemiskinan global per Juni 2025, yang berdampak signifikan terhadap angka kemiskinan di Indonesia. Penggunaan standar baru ini menyebabkan lonjakan jumlah penduduk miskin di Indonesia menjadi 194,67 juta jiwa pada 2024.

Revisi ini didasarkan pada pembaruan metode penghitungan Purchasing Power Parity (PPP) atau paritas daya beli. Bank Dunia beralih dari menggunakan PPP 2017 ke PPP 2021, yang diterbitkan oleh International Comparison Program (ICP) pada Mei 2024.

Baca Juga: Bank Dunia: 172 Juta Rakyat Indonesia Hidup Susah, Kemiskinan Tertinggi Kedua di ASEAN

PPP adalah metode konversi yang menyesuaikan daya beli antarnegara, di mana nilai dolar AS yang digunakan bukanlah kurs nilai tukar yang berlaku saat ini, melainkan paritas daya beli. Dengan adopsi PPP 2021, garis kemiskinan internasional berubah dari USD 2,15 menjadi USD 3 per orang per hari untuk tingkat kemiskinan ekstrem.

Untuk negara berpendapatan menengah ke bawah, garis kemiskinan berubah dari US$ 3,65 menjadi USD 4,20, sementara untuk negara berpendapatan menengah ke atas, seperti Indonesia, garis kemiskinan berubah dari USD 6,85 menjadi USD 8,30 per orang per hari.

Indonesia tergolong sebagai negara berpendapatan menengah atas dengan Gross National Income (GNI) atau Pendapatan Nasional Bruto mencapai USD4.810 pada tahun 2023. Klasifikasi Bank Dunia menetapkan bahwa negara berpendapatan menengah atas memiliki GNI antara USD4.466 hingga USD 13.845.

Mengacu pada garis kemiskinan global versi PPP 2021, sekitar 68,25% penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Dengan perkiraan total penduduk Indonesia mencapai 285 juta jiwa pada 2024, maka jumlah penduduk miskin mencapai 194,67 juta orang.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *