Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Jaga Likuiditas, Kredit BNI Tumbuh 10,1% Jadi Rp765,47 Triliun di Kuartal I-2025



loading…

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melaporkan kinerja kredit perbankan di Kuartal I-2025. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memilih langkah konservatif dalam menyalurkan kredit di tengah tantangan likuiditas yang masih membayangi industri perbankan. Strateginya adalah menjaga keseimbangan antara ekspansi dan risiko kredit.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyebutkan, fokus utama perseroan pada kuartal I 2025 adalah memperkuat likuiditas sembari tetap menjaga kualitas kredit. Strategi ini tercermin dari dominasi penyaluran kredit ke segmen korporasi berkualitas tinggi.

“BNI fokus untuk memperkuat likuiditas dengan menyeimbangkan antara pertumbuhan kredit dan faktor risiko, hal ini terlihat dari kontribusi segmen korporasi berkualitas yang mendominasi penyaluran kredit pada kuartal I tahun ini,” ujar Okki dalam keterangannya, Rabu (30/4).

Pada kuartal I-2025, BNI membukukan kredit sebesar Rp765,47 triliun atau tumbuh 10,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari total kredit tersebut, segmen korporasi menyumbang porsi terbesar yaitu 56,6%. Sementara itu, kredit konsumer berkontribusi 18,9%.

BNI juga terus menggarap segmen menengah dan kecil, terutama dengan membidik value chain dari nasabah korporasi maupun debitur eksisting lainnya. Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 5 persen menjadi Rp819,58 triliun. Pertumbuhan ditopang oleh tabungan yang naik 10,2 persen dan giro yang meningkat 3,4 persen secara tahunan.

Hasilnya, komposisi dana murah (CASA) naik jadi 70,5%, lebih tinggi dibanding akhir 2024 di level 69,9%. Biaya dana atau cost of fund juga membaik dari 2,79% menjadi 2,75%. Strategi menjaga likuiditas terlihat dari penurunan rasio loan to deposit (LDR) dari 96,1% di kuartal IV-2024 menjadi 93,1% di kuartal I-2025. Dengan ruang likuiditas yang lebih lega, BNI percaya diri bisa mengejar target kredit dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Soal kualitas aset, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BNI tetap stabil di 2%, sementara rasio kredit berisiko (loan at risk/LAR) turun jadi 10,9 persen dari sebelumnya 13,3%. Kondisi ini mendorong efisiensi beban pencadangan atau credit cost dari 1 persen menjadi 0,9 persen. Dengan demikian, BNI optimistis, strategi konservatif ini akan menopang kinerja sepanjang 2025 sambil menjaga kesehatan neraca keuangan.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *