Inovasi Digitalisasi Keuangan hingga UMKM Go Global


loading…

FEKDI x KKI 2024 bertujuan untuk selebrasi atas kemajuan pesat digitalisasi Indonesia. (Foto: dok iNews Media Group/ Arif Julianto)

JAKARTA – Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI 2024) telah berlangsung 1-4 Agustus 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Sinergi penyelenggaraan FEKDI x KKI oleh BI bersama Pemerintah, otoritas, asosiasi/industri, dan pelaku usaha telah menghasilkan inovasi keuangan digital, mendukung inklusi keuangan digital hingga mendorong UMKM go global.

Hingga 3 Agustus, penyelenggaraan FEKDI x KKI 2024 mamfasilitasi business matching (BM) ekspor Rp 264,7 miliar yang terdiri dari realisasi ekspor dan penandatanganan kesepakatan bisnis antara UMKM dengan berorientasi ekspor dengan 22 pembeli potensial dan aggregator ekspor dari 11 negara (Indonesia, Jepang, Singapura, Malaysia, Cina, Mesir, Hongkong, UAE, Australia, Belanda, dan Prancis).

Selain kegiatan UMKM, terdapat juga peluncuran inovasi layanan digitalisasi sistem pembayaran seperti firut QRIS tap NFC, Kartu Kredit Indonesia Segmen Pemerintah Online Payment hingga peluncuran Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030. Pada saat pembukaan FEKDI x KKI 2024, Presiden Joko Widodo berharap perkembangan dan inovasi digitalisasi sistem pembayaran dapat dirasakan seluruh elemen masyarakat, termasuk sektor UMKM.

“Saya titip transformasi digital itu harus inklusif, harus berkeadilan. Masyarakat di pinggiran, masyarakat ekonomi lapisan bawah, ekonomi mikro, UMKM, semuanya mendapatkan akses dan kesempatan yang sama. Harus mendapatkan perlindungan yang sama,” ujar Presiden Joko Widodo di Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa dalam lima tahun terakhir transformasi digital nasional mengalami akselerasi secara pesat. Pengembangan ekonomi dan keuangan digital melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2019-2025 telah mencatatkan beberapa pencapaian.

Pencapaian tersebut diantaranya pengguna QRIS mencapai lebih dari 50 juta pengguna yang sebagian besar UMKM. Transaksi BI-FAST tumbuh pesat, elektronifikasi program sosial pemerintah, dan Kartu Kredit Indonesia yang memperlancar transaksi keuangan Pemerintah, serta reformasi regulasi untuk memperkuat industri pembayaran nasional.

“Sebagai kelanjutan dari BSPI 2025, Bank Indonesia meluncurkan BSPI 2030. Akselerasi digitalisasi pembayaran nasional ke depan difokuskan lima inisiatif utama. Meliputi modernisasi infrastruktur pembayaran ritel, wholesale dan data, konsolidasi industri pembayaran nasional, inovasi dan akselerasi digital, perluasan kerja sama internasional, serta pengembangan rupiah digital,” tutur Gubernur BI.

Transaksi Pelaku Usaha Mencapai Rp100 Miliar
Gelaran ini dirangkai dengan showcasing berbagai inovasi produk digital, pameran produk UMKM binaan BI, seminar, talkshow, user experience, serta launching inisiatif digitalisasi pembayaran nasional. Dalam pantauan tim iNews Media Group, event ini menampilkan wastra maupun kriya khas dari berbagai daerah.

FEKDI x KKI 2024: Inovasi Digitalisasi Keuangan hingga UMKM Go Global

FEKDI x KKI 2024 bertemakan Sinergi Memperkuat Ekonomi dan Keuangan Digital serta Inklusif untuk Pertumbuhan Berkelanjutan. (Foto: dok iNews Media Group/ Arif Julianto)

Pengunjung lokal maupun mancanegara terlihat sangat kagum dengan hasil karya 350 UMKM binaan BI dan mitra dari 46 wilayah. Selain itu dihadirkan juga UMKM yang melakukan pameran online sebanyak 900 UMKM. Berdasarkan data hingga hari ketiga acara, omzet penjualan di lokasi pameran sebesar Rp 15,3 miliar dan penjualan online sebesar Rp 83,9 miliar.

Capaian ini lebih tinggi dibandingkan total omzet KKI 2023 dengan penjualan offline sebesar Rp 18,8 miliar dan penjualan online Rp 72,4 miliar.

Gelaran ini juga mendapat apresiasi yang tinggi dari para pelaku bisnis. Iwa, pemilik jenama Raki Tenun, salah satu UMKM binaan BI, dari Deli Serdang, Sumatera Utara, sudah tiga kali mengikut pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang diadakan BI. “Kami pelaku usaha sangat terbantu dalam mengembangkan dan promosi produk. Kemudian pelatihan literasi keuangan digital melalui aplikasi SIAPIK,” kata Iwa yang sudah menjadi binaan BI sejak 2016.

Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK) merupakan aplikasi yang dikembangkan Bank Indonesia membantu UMKM melakukan pencatatan transaksi keuangan. “Pelatihan keuangan digital dan transaksi pembayaran digital oleh BI sangat membantu penjualan produk kami. Produk kami sudah merambah keluar negeri,” ujarnya.

Sedangkan Irfania Ramadhani, pemilik IR Songket asal Deli Serdang, Sumatera Utara, sudah menjadi binaan UMKM BI sejak 2015 silam. “BI membantu banget ya untuk kemajuan usaha kami. Seperti memberikan pelatihan kewirausahaan, hingga penggunaan QRIS untuk transaksi pembayaran lebih mudah dan aman,” tuturnya.

(ars)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *