Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ini Strategi Bapanas Tekan Harga Cabai yang Tengah Meroket



loading…

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menerapkan beberapa langkah untuk menekan harga cabai yang tinggi di Bulan Ramadan. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA – Badan Pangan Nasional ( Bapanas ) terus berupaya menekan harga cabai yang mengalami kenaikan cukup tinggi di Bulan Ramadan agar kembali stabil. Salah satu langkah yang diambil Bapanas adalah melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM).

Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, langkah ini diambil pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk memastikan bahwa masyarakat dapat membeli pangan pokok dengan harga yang wajar.

“Bapanas bersama Dinas Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota melaksanakan kegiatan GPM, serta mendorong Gerakan Jual Cabai Harga Petani yang digagas Kementerian Pertanian, agar turut merambah ke wilayah yang bukan sentra produksi cabai,” kata Arief, Minggu (9/3/2025).

Selain GPM, Bapanas juga mengupayakan stabilisasi harga cabai dengan program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP). Arief mengatakan, pemerintah baik pusat maupun daerah dalam hal ini hadir agar masyarakat dapat membeli bahan pangan pokok dengan harga yang wajar. “Jadi ini skema kerja sama antardaerah yang surplus dengan daerah yang sedang defisit dengan FDP ini,” jelasnya.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan per 7 Maret 2025, indeks harga cabai rawit merah telah berada 49,97 persen melebihi Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat konsumen. Rerata harga secara nasional untuk cabai rawit merah berada di harga Rp85.482 per kilogram (kg).

Sepanjang tahun 2024 pemerintah bersama segenap stakeholder pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya total mencapai 750.000 kg. FDP cabai total terlaksana sebanyak 250.000 kg, yang terdiri dari cabai merah besar 20.640 kg; cabai merah keriting 38.700 kg; dan cabai rawit merah 4.900 kg.

Arief mengatakan, kenaikan harga dikarenakan ketersediaan yang terbatas di Lombok Tengah. Pasokan pun didatangkan dari Lombok Timur dengan harga Rp180.000 per kg. Sementara produksi cabai turut mengalami depresiasi akibat faktor musim hujan, sehingga terjadi libur petik.

“Terlebih tidak semua petani cabai yang memiliki fasilitas green house, sehingga berpengaruh pada tumbuh kembang tanaman cabai. Cabai itu kalau hujan, bunganya rontok, sehingga tidak bisa sampai berbuah,” tuturnya.

Terkait dengan itu, Arief mengatakan bahwa pemerintah ke depan akan mendorong petani cabai menerapkan green house. Dengan begitu diharapkan bisa membantu tanaman cabai sampai bisa dipanen 20 kali.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *