Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Inggris dan UE Cari Cara Gembosi Aset Beku Rusia, Nilainya Tembus Rp4.893 Triliun



loading…

Inggris dan Uni Eropa (UE) kembali membuka pembicaraan terbaru terkait bagaimana cara memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan, yang bakal dipakai untuk meningkatkan belanja sektor pertahanan. Foto/Dok

JAKARTA – Inggris dan Uni Eropa (UE) kembali membuka pembicaraan terbaru terkait bagaimana cara memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan, yang bakal dipakai untuk meningkatkan belanja sektor pertahanan. Bersama-sama, mereka mencari cara untuk meningkatkan tekanan ekonomi pada Vladimir Putin menjelang pembicaraan damai untuk mengakhiri perang di Ukraina .

Menteri Luar Negeri, David Lammy dan diplomat top Uni Eropa, Kaja Kallas akan meninjau “inisiatif inovatif” untuk secara kolektif meningkatkan pendanaan pertahanan Eropa dan meningkatkan kesiapan militer dalam pertemuan di London, kata Kantor Luar Negeri Inggris.

Pembicaraan akan mencakup bagaimana Eropa memastikan memiliki perlindungan hukum dan keuangan yang tepat untuk menyita miliaran aset Rusia, menurut orang-orang yang akrab dengan masalah tersebut. Diklaim ada kemajuan, meski perlawanan dari beberapa negara Eropa terus bermunculan, seperti Belgia dan Jerman.

Kedua negara tersebut khawatir bahwa penyitaan aset Rusia dapat melanggar prinsip kekebalan negara di bawah hukum internasional dan berdampak pada euro.

“Bukan Amerika Serikat yang telah menyuarakan kekhawatiran secara konsisten tentang aset negara … akan tetapi sebenarnya berada di Eropa,” kata Lammy kepada House of Commons pada hari Senin kemarin.

Perubahan aturan di Jerman dapat memungkinkan negara itu untuk mengubah posisinya dalam masalah ini, sambungnya. Upaya Eropa untuk meningkatkan tekanan pada Rusia datang menjelang pembicaraan via telephone antara Presiden AS Donald Trump dan Putin.

AS mendesak Rusia untuk menyetujui gencatan senjata selama 30 hari yang disebutkan Ukraina siap untuk mematuhinya.

Uni Eropa, negara-negara G7 dan Australia telah membekukan aset bank sentral Rusia sekitar USD280 miliar atau setara Rp4.567 triliun (dengan kurs Rp16.312/USD) dalam bentuk sekuritas dan uang tunai, dimana sebagian besar melalui lembaga kliring Euroclear yang berbasis di Belgia. Sanksi yang dijatuhkan pada individu-individu terkemuka Rusia, juga membuat pembekuan aset beku bertambah sekitar USD58 miliar (Rp946 triliun) dalam bentuk aset, termasuk rumah, kapal pesiar, dan pesawat pribadi.

Lammy dan Kallas juga akan membahas proposal Uni Eropa untuk mengizinkan negara-negara anggota menginvestasikan (USD164 miliar) pinjaman Uni Eropa untuk perangkat keras pertahanan, yang dapat dihabiskan untuk senjata dari beberapa negara ketiga seperti Inggris, Norwegia dan Swiss, kata orang-orang itu.

Inggris tidak perlu membayar ke dalam dana tersebut, tetapi akan mendapat manfaat dari negara-negara Uni Eropa yang memesan dengan perusahaan pertahanan Inggris.

“Sangat penting bagi kami untuk meningkatkan kemitraan dengan Uni Eropa dan bekerja sama untuk mengakhiri perang ini dan memberikan keamanan bagi semua warga negara kami,” kata Lammy dalam sebuah pernyataan.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *