Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Indonesia Bisa Salip AS Soal Kapasitas Pembangkit Listrik Panas Bumi



loading…

Kalau dibandingkan dengan Amerika yang sudah terpasang 3,6 gigawatt. Indonesia mempunyai selisihnya kurang lebih 1 gigawatt, kita punya peluang untuk mengejar dalam kapasitas PLTP. Foto/Dok

JAKARTA – Indonesia siap menyalip Amerika Serikat (AS) dalam kapasitas Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) atau geothermal . Hal ini diungkap Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani.

Eniya menyebutkan, bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23,74 gigawatt yang tersebar di 368 lokasi. Hingga akhir 2024, tercatat kapasitas terpasang energi geothermal telah mencapai 2,68 gigawatt atau setara 2.680 megawatt.

“Kalau kita bandingkan dengan Amerika, mereka sekarang sudah terpasang 3,6 gigawatt. Jadi selisihnya kurang lebih 1 gigawatt, kita punya peluang untuk mengejar,” katanya dalam acara konferensi pers IIGCE, Senin (14/4/2025).

Sambung Eniya menjelaskan, dalam Rencana Usaha Pengembangan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang akan segera diluncurkan, ditargetkan ada tambahan kapasitas panas bumi sebesar 5,2 gigawatt dalam 10 tahun ke depan. Khusus hingga 2029, penambahan direncanakan mencapai 1,1 gigawatt.

“Mungkin ini baru setara dengan Amerika yang sekarang. Kalau Amerika ini nanti tidak terlalu bergerak karena mereka juga memutuskan untuk ke batu bara ya, malah dengan adanya itu kita bisa menyalip di tikungan,” jelas Eniya.

Eniya juga menyoroti besarnya antusiasme dari para pelaku industri dan anggota asosiasi panas bumi yang dinilainya sangat solid dan saling mendukung. Ia yakin eksploitasi panas bumi di Indonesia akan berkembang secara masif dalam waktu dekat.

“Kita juga akan mendukung dengan adanya roadmap pemetaan juga potensi dalam negeri untuk industri, ini kita sedang bekerjasama dengan salah satu industri dari Jepang juga untuk membantu pemetaan,” kata Eniya.

“Jadi ini nanti akan mengkomplitkan white paper dari tim asosiasi panas bumi Menjadi yang lebih komplit dan itu bisa kita launch di IIGCE ya. Ini pertama target besar, karena dengan adanya pegangan roadmap itu, baik nanti industri yang mengeksploitasi, juga industri yang mendukung manufaktur,” tutupnya.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *