loading…
Dua negara anggota Uni Eropa (UE) telah memblokir usulan paket sanksi baru yang menargetkan Rusia. FOTO/iStock Photo
Blok ini telah menerapkan serangkaian embargo terhadap Moskow untuk menunjukkan dukungan pada Kiev setelah konflik Rusia-Ukraina meningkat pada 2022. Paket sanksi baru tersebut ditujukan pada armada kapal tanker yang mengangkut minyak Rusia.
Gagalnya kesepakatan tersebut dilaporkan pada Jumat, akibat tidak terjadi ketidaksepakatan mengenai perpanjangan waktu bagi perusahaan-perusahaan UE untuk melakukan divestasi dari Rusia. Hal itu disampaikan sumber-sumber diplomatik yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Reuters.
Meskipun Reuters tidak mengidentifikasi dua negara yang menolak, Politico mengatakan bahwa kedua negara tersebut adalah Latvia dan Lithuania. UE bermaksud untuk melanjutkan diskusi mengenai paket ini di kemudian hari.
Salah satu masalah yang dihadapi blok ini adalah perselisihan tentang pengiriman pasokan minyak Rusia. Meskipun UE melarang sebagian besar impor minyak dari Rusia pada 2022, Republik Ceko, Slovakia, dan Hungaria menerima pengecualian karena mereka tidak dapat menemukan pemasok lain.
Di bawah pengaturan yang akan berakhir pada hari Kamis, kilang Slovakia Slovnaft, yang dimiliki oleh MOL Hongaria dapat terus menjual produk berbasis minyak Rusia ke Ceko.
Menurut Reuters, Praha mengatakan bahwa mereka tidak perlu memperpanjang perjanjian tersebut selama lebih dari enam bulan karena mereka sedang bersiap untuk beralih ke pipa, yang ditingkatkan dari Italia ke Jerman. Namun, Bratislava menginginkan perpanjangan waktu yang lebih lama.
Melansir dari Russian Today, para pejabat Ukraina yang terlibat dalam penyusunan sanksi-sanksi tersebut mengatakan bulan lalu bahwa mereka akan menargetkan 50 individu dan juga 30 badan hukum dari setidaknya delapan negara. Serbia, Iran, China, India, UEA dan Thailand disebut-sebut sebagai negara-negara yang membantu Rusia mendapatkan komponen-komponen penting untuk industri militernya.
Ukraina juga mengatakan bahwa sanksi-sanksi tersebut akan menargetkan “para pejabat Korea Utara yang terlibat dalam pengiriman pasukan ke Rusia.” Kiev menuduh Pyongyang mengirim lebih dari 10.000 tentara untuk membantu Moskow, tetapi tidak memberikan bukti keberadaan mereka.
(nng)