Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Forum IFIS 2025 Serukan Percepatan Implementasi Inklusi Keuangan di Indonesia



loading…

Pemerintah menegaskan komitmen meningkatkan inklusi keuangan dalam acara Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025. Foto/Dok

JAKARTA – Pemerintah menegaskan komitmen meningkatkan inklusi keuangan dalam acara Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025 yang digelar pada Selasa, 6 Mei 2025. Mengusung tema ‘Inklusi Keuangan untuk Mendukung Asta Cita’, IFIS 2025 menjadi forum diskusi dan kolaborasi strategis pertama di Indonesia yang secara khusus berfokus pada inklusi keuangan.

Acara ini diselenggarakan oleh Tony Blair Institute for Global Change (TBI) dan Gates Foundation, dengan dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Dewan Nasional Keuangan Inklusif.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital, Ali Murtopo Simbolon meyakini IFIS 2025 tidak hanya akan menjadi forum dialog, tetapi juga menjadi tonggak penting untuk mempercepat agenda inklusi keuangan nasional.”Kolaborasi ini akan membuka jalan untuk mengatasi tantangan-tantangan paling mendesak yang terjadi di masyarakat kita,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan.

Baca Juga: Begini Strategi MNC Teknologi Nusantara Dorong Inklusi Keuangan di Indonesia

Berdasarkan data terbaru angka inklusi finansial di Indonesia telah menunjukan peningkatan positif. 76,3% penduduk tercatat telah memiliki rekening di lembaga keuangan formal, dan 88,7% telah menggunakan layanan keuangan formal.

“Kami turut bangga dan bersyukur atas tren positif ini yang selaras dengan komitmen pemerintah untuk mempercepat inklusi keuangan,” ujarnya.

Hadir pula representasi global yaitu Barbara Ubaldi selaku Global Senior Director for Government Innovation & AI dari TBI. Barbara menyatakan, bahwa tanpa akses layanan keuangan dasar, masyarakat menjadi lebih rentan jatuh ke jarung kemiskinan yang lebih dalam di saat krisis.

“Misalnya, pada saat pandemi Covid-19 banyak masyarakat rentan di dunia yang cenderung tidak memiliki dana darurat untuk keperluan pelayanan kesehatan mendesak. Selain itu, banyak juga yang kehilangan mata pencaharian nya,” ujar Barbara.

Ia juga menambahkan dua prioritas utama, “Yaitu membangun infrastruktur digital publik yang inovatif serta memanfaatkan teknologi untuk memperluas akses, meningkatkan efisiensi, dan menurunkan biaya operasi finansial.”

Melalui rangkaian diskusi panel tematik serta peluncuran dokumen strategis ‘Kajian Pemetaan Inklusi Keuangan: Percepatan Akses Layanan Keuangan untuk Kelompok Sasaran’, acara IFIS 2025 menyoroti berbagai isu krusial dan inovasi sistem keuangan inklusif. Kajian pemetaan ini diharapkan bisa menjadi sebuah referensi untuk penyusunan Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan ke depannya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *