Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Energi Mahal dan Birokrasi Rumit, Banyak Bisnis Hengkang dari Uni Eropa



loading…

Uni Eropa (UE) kehilangan daya tarik bisnis akibat harga energi yang mahal serta birokrasi yang rumit dan berbiaya tinggi. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA – Uni Eropa ( UE ) kehilangan daya tariknya bagi bisnis , dengan banyaknya perusahaan yang memilih untuk memindahkan bisnisnya ke lokasi lain. Hal itu diungkapkan kantor berita Jerman dpa, mengutip rancangan makalah ekonomi oleh Komisi Eropa.

Laporan tersebut mencatat bahwa hanya empat dari 50 perusahaan teknologi terbesar di dunia saat ini yang berasal dari Eropa. “Daya tarik Eropa sebagai lokasi bisnis menurun,” demikian ungkap laporan tersebut, yang akan dirilis secara resmi minggu depan.

Laporan tersebut mencatat bahwa antara tahun 2008 dan 2021, hampir sepertiga dari apa yang disebut perusahaan rintisan unicorn yang didirikan di UE memindahkan kantor pusat mereka ke luar negeri, sebagian besar ke Amerika Serikat (AS). Unicorn adalah perusahaan swasta yang bernilai lebih dari USD1 miliar, dan sering kali berfokus pada teknologi, tumbuh sangat cepat, dan menarik banyak investasi. Dengan menetapkan standar industri baru melalui kemajuan teknologi, para unicorn ini diyakini akan menguntungkan perekonomian pada tingkat makro.

Beberapa unicorn terkemuka yang didirikan di Eropa tetapi kemudian memindahkan kantor pusat mereka ke AS adalah perusahaan fintech Swedia Klarna, UiPath yang didirikan di Rumania yang mengkhususkan diri dalam proses robotik, dan layanan streaming musik Swedia Spotify.

Draf dokumen tersebut menyoroti harga energi yang tinggi secara struktural di Eropa, yang dua hingga tiga kali lebih tinggi daripada di AS, sebagai salah satu kelemahan utama dalam daya saing ekonomi blok tersebut. Selanjutnya adalah birokrasi yang juga menjadi masalah, karena meningkatkan biaya dan mempersulit proses pendirian dan pemeliharaan bisnis, menghambat kemampuan mereka untuk berinovasi dan berkembang dengan cepat.

Selain itu, menurut laporan tersebut, produktivitas di UE, atau seberapa banyak nilai tambah yang diciptakan oleh satu jam kerja, telah menurun, dan jauh tertinggal dari AS. Laporan tersebut juga merinci kekurangan pekerja yang berkualifikasi di blok tersebut, yang mencegah pasar internal Eropa mencapai potensi penuhnya.

Mengomentari laporan tersebut, Anggota Parlemen Eropa Markus Ferber mengatakan laporan tersebut harus dilihat sebagai seruan untuk bertindak bagi para pembuat kebijakan UE, yang menekankan urgensi penerapan reformasi struktural.

“Laporan tersebut menunjukkan bahwa masalah daya saing harus menjadi tema utama dalam pekerjaan Komisi di masa mendatang. Ada risiko hilangnya kemakmuran yang signifikan,” ungkapnya seperti dilansir Russia Today, Senin (13/1/2025).

Pada bulan November, mantan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi juga memperingatkan bahwa UE sangat membutuhkan perombakan ekonomi besar-besaran untuk mendapatkan kembali daya saing dan mencegah penurunan lebih lanjut. Draghi menekankan perlunya investasi substansial dalam inovasi untuk menutup kesenjangan dengan AS dan China, memperkirakan bahwa hingga 800 miliar euro (sekitar USD820 miliar) per tahun, atau sekitar 5% dari PDB UE, mungkin diperlukan.

Komisi Eropa diperkirakan akan mengajukan proposal legislatif utama pada akhir Februari untuk mengatasi tantangan ekonomi saat ini dalam blok tersebut.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *