loading…
Para peserta menyaksikan Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato dalam sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St. International Economic Forum, Jumat 17 Juni 2022. FOTO/AP
Keadaan ini terus memperburuk situasi ekonomi Rusia. Pasar tenaga kerja Rusia berada dalam kondisi yang cukup mengerikan karena konflik yang sedang berlangsung di Eropa Timur. Namun, komitmen total industri negara dan sebagian besar tenaga kerja Rusia terhadap upaya perang bukanlah satu-satunya masalah.
Dengan mempertimbangkan berkurangnya jumlah pekerja yang berusia lanjut akibat kekalahan pada Perang Dunia II, Rusia saat ini menghadapi krisis populasi yang sangat besar yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
“Semua faktor ini, dikombinasikan dengan sanksi yang mencekik dan isolasi internasional, meletakkan dasar bagi ‘badai yang sempurna’ di tahun-tahun mendatang,” ujar pakar demografi Salavat Abylkalikov kepada Meduza, dilansir dari The Daily Diggest, Selasa (31/12/2024).
Bagaimana Situasi Sebenarnya Negara Ini?
Bagaimana faktor-faktor ini secara langsung memengaruhi ekonomi Rusia dan bagaimana mereka akan membentuk kesejahteraan sosial dan keuangan negara di masa depan?
Seperti yang telah disoroti oleh para ahli, krisis demografi secara langsung memengaruhi pasar tenaga kerja Rusia. Menurut Institut Ekonomi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, pada akhir 2023, Rusia akan kekurangan tenaga kerja hingga 4,8 juta orang.
Menurut Meduza, kekurangan ini disebabkan oleh dua faktor utama. Di satu sisi, angka kelahiran menurun antara tahun 1987 dan 1999. Di sisi lain, populasi pensiunan dini atau pensiunan “akan mencapai hampir 13 juta pekerja pada pertengahan 2030,” jelas Abylkalikov.
Perang Memperburuk Segalanya
Tentu saja, ini tidak memperhitungkan gajah di dalam ruangan, yang saat ini memengaruhi setiap aspek masyarakat dan ekonomi Rusia. Perang di Ukraina menyebabkan semua masalah yang coba diabaikan oleh Kremlin.
Tingginya jumlah tentara Rusia dan korban jiwa, sebagian besar dari mereka adalah pria usia produktif. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, negara itu akan merekrut 500 ribu tentara pada 2023. Hal ini mengurangi jumlah tenaga kerja yang tersedia di pasar tenaga kerja Rusia.
Selain itu, para ahli yang dikonsultasikan oleh Meduza mengklaim bahwa akan ada masalah dengan kembalinya para tentara dari garis depan setelah perang berakhir, dengan masalah seperti alkoholisme, kekerasan, dan kejahatan. Pasar tenaga kerja pascaperang tidak akan kembali normal.