Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Efek Perang Dagang, Harga Emas Ukir Sejarah Baru Tembus Level USD3.000



loading…

Harga emas mencapai rekor tertinggi karena investor terpengaruh meningkatnya kekhawatiran atas perang dagang. FOTO/Reuters

JAKARTA – Harga emas mencapai rekor tertinggi karena investor terpengaruh meningkatnya kekhawatiran atas perang dagang sehingga mereka mencari aset safe haven. Reli terbaru terjadi di tengah pengumuman tarif Amerika Serikat (AS).

Pajak impor untuk baja dan aluminium yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump memicu kekhawatiran di Asia yang bergantung pada ekspor dan mendorong tindakan pembalasan segera dari Uni Eropa dan Kanada.

Sebelum pengenaan tarif, Trump mengancam akan menaikkan pungutan pada logam Kanada menjadi 50%, tetapi membatalkan rencana tersebut setelah Perdana Menteri Ontario Doug Ford membatalkan keputusannya untuk memberlakukan biaya tambahan 25% pada ekspor listrik ke beberapa negara bagian AS.

Emas berjangka untuk pengiriman April sempat mencapai USD3,003.90 per ounce di Chicago Mercantile Exchange (CME) sebelum turun ke USD2,989.50, menandai pertama kalinya sebuah kontrak melewati ambang batas psikologis USD3.000. Harga logam mulia ini naik hampir 14% sepanjang tahun ini setelah mencatatkan kenaikan 27% pada 2024.

“Sikap risk-off pasar mencerminkan ekspektasi investor bahwa ketegangan perdagangan kemungkinan akan memburuk sebelum mendingin, dan beralih ke emas safe-haven sekali lagi sebagai lindung nilai terhadap volatilitas portofolio,” ujar pakar strategi pasar IG, Yeap Jun Rong, dikutip dari Russian Today, Minggu (16/3/2025).

Terlepas dari kekhawatiran terkait ketegangan perdagangan global, para analis mengaitkan reli terbaru dalam harga emas, aset yang disukai investor di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi, dengan spekulasi pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve AS. Regulator ini diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50% pada pertemuan yang dijadwalkan pekan depan.

“Dampak potensial dari tarif dan ancaman perdagangan tidak mungkin untuk dimodelkan, memaksa The Fed untuk mengukur data ekonomi untuk membantu menentukan langkah selanjutnya,” ujar CEO Sprott Asset Management John Ciampaglia kepada Reuters.

Dia menambahkan, para analis percaya bahwa The Fed terjebak dalam kondisi menunggu dan melihat. Harga emas mencapai 40 rekor tertinggi pada 2024, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur, ketidakpastian mengenai hasil pemilihan presiden AS, penurunan suku bunga, dan pembelian emas secara aktif oleh bank-bank sentral utama, menurut sebuah survei oleh World Gold Council.

Dalam analisis terbaru mengenai volatilitas di seluruh pasar komoditas, kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek, menyatakan bahwa bank-bank sentral telah mencatat rekor pembelian emas dalam beberapa tahun terakhir karena kekhawatiran mengenai keberlanjutan daya beli dolar dan ketegangan geopolitik antara kekuatan-kekuatan ekonomi utama.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *