Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dihantam Tarif Trump, Arus Modal Keluar dari Indonesia Capai Rp46,7 Triliun



loading…

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, dampak langsung dari kebijakan tarif impor AS menyebabkan investor global cenderung mengalihkan portofolionya. Foto/Dok

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) , Perry Warjiyo menyampaikan, dampak langsung dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) bukan terletak pada perubahan fundamental, melainkan pada meningkatnya ketidakpastian global yang menyebabkan investor global cenderung mengalihkan portofolionya ke aset dan negara yang dianggap aman (safe haven).

Perry menjelaskan, bahwa indeks ketidakpastian seperti economic policy uncertainty dan trade policy uncertainty meningkat tajam, bahkan melebihi level awal pandemi Covid-19. Kondisi ini menyebabkan lonjakan risk premium di kalangan investor global, yang mendorong arus modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Sejak awal tahun hingga akhir Maret 2025, Indonesia masih mencatat net inflow sebesar USD 1,6 miliar, terutama ke instrumen SBN dan sekuritas rupiah Bank Indonesia. Namun, sejak pengumuman kebijakan tarif pada 2 April hingga 21 April, terjadi net outflow sebesar USD2,8 miliar (setara Rp46,7 triliun),” ujar Perry menjawab pertanyaan MNC Portal dalam konferensi hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4/2025).

Menurut Perry, arus keluar tersebut tidak disebabkan oleh perbedaan imbal hasil (yield) antar negara, melainkan murni akibat ketidakpastian global dan naiknya risk appetite investor terhadap aset aman seperti obligasi pemerintah Eropa, Jepang, dan emas.

Terkait nilai tukar, Perry mengakui bahwa tekanan juga terjadi pada rupiah, seiring dengan tekanan terhadap mata uang negara berkembang lainnya. Pada puncaknya, selama libur Lebaran ketika pasar domestik tutup, nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp17.400 di pasar offshore non-delivery forward (NDF).

Namun Bank Indonesia, kata Perry, merespons cepat dan tegas melalui intervensi di pasar NDF luar negeri serta pasar spot domestik.

“Sejak Rapat Dewan Gubernur 7 April 2025, kami melakukan intervensi 24 jam di berbagai pasar – Asia, Eropa, hingga New York. Alhamdulillah pada pembukaan pasar 8 April, rupiah menguat ke Rp16.865 dan saat ini stabil di kisaran Rp16.800,” ungkapnya.

BI memastikan bahwa stabilitas rupiah tetap terjaga sejalan dengan nilai fundamentalnya, didukung oleh imbal hasil aset domestik yang kompetitif, inflasi yang terkendali, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang positif.

“Kami optimis ke depan, nilai tukar rupiah akan tetap stabil. Bank Indonesia berkomitmen penuh menjaga stabilitas ini dengan respons kebijakan yang kuat dan terkoordinasi,” pungkas Perry.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *