Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Daya Beli Rakyat Makin Tergerus, Ekonomi RI Diprediksi Cuma 4,7% di 2025



loading…

Pedagang makanan sedang menunggu pembeli jajan Nasi Kapau di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. FOTO/Aldhi Chandra/SindoNews

JAKARTA – Maybank Investment Banking Group memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat menjadi 4,7% sepanjang 2025, menurun dari capaian 5% pada 2024. Proyeksi ini didasarkan dari realisasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang melambat menjadi 4,87% year-on-year (yoy) pada triwulan pertama, atau terkontraksi 0,98% dibandingkan kuartal sebelumnya quarter-to-quarter (qtq).

Ekonom Maybank, Brian Lee Shun Rong, menilai pelemahan pertumbuhan berlangsung seiring penurunan konsumsi rumah tangga, investasi, hingga dampak dari kebijakan tarif Amerika Serikat. Menurut Brian, ada tekanan eksternal dari kebijakan tarif Amerika Serikat yang berpotensi merevisi kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Perkiraan kami untuk pertumbuhan PDB setahun penuh akan melambat menjadi 4,7% pada 2025, dari 5% pada tahun 2024,” ujar Brian dalam riset Indonesia Economics, Selasa (6/5/2025).

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tak Sampai 5%, Pemerintah Bakal Bagi-bagi Bansos

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Indonesia tercatat 4,89% yoy pada kuartal I-2025 turun dari 4,98% pada kuartal IV-2024. Sentimen konsumen yang tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga merosot pada Maret, mencapai 121,1 lebih rendah dari IKK Februari sebesar 126,4.

Menurut Brian, ini berlangsung bahkan sebelum pengumuman tarif resiprokal AS sebesar 32%. Di sisi eksternal, Indonesia dinilai masih menghadapi risiko kenaikan tarif AS. Apabila kesepakatan dagang gagal dicapai, maka diperkirakan membuat tarif efektif menjadi 31,7% pada Juli mendatang, yang berpotensi menekan kinerja ekspor dan neraca perdagangan. “Jika tarif AS kembali naik menjadi 32%, maka tarif efektif atas produk Indonesia bisa melonjak lebih dari dua kali lipat dari baseline,” jelasnya.

Baca Juga: Breaking News: Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 4,87% di Kuartal I-2025

Sementara itu, kinerja APBN pemerintah juga tidak menjanjikan sebagai pendorong pertumbuhan. Pemerintah membukukan defisit anggaran sebesar 0,4% dari PDB pada kuartal I, dengan kontraksi penerimaan negara hingga 17% secara tahunan. Maybank memperkirakan defisit akan melebar hingga 2,9% pada akhir tahun ini. “Penurunan pendapatan APBN di tengah perlambatan ekonomi kemungkinan akan membatasi pengeluaran,” kata Brian.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *