Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dampak Tarif Trump, Penerimaan Bea Cukai AS Pecah Rekor Tembus Rp259 Triliun per April



loading…

Penerimaan bea cukai Amerika Serikat mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah pada April. FOTO/iStock

JAKARTA – Penerimaan bea cukai Amerika Serikat mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah pada April. Kementerian Keuangan AS melaporkan pendapatan bea dan cukai mencapai USD15,4 miliar atau setara Rp259 triliun meningkat lebih dari 60% dibandingkan bulan sebelumnya.

Kenaikan tersebut dipicu oleh kebijakan tarif baru yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Pada 2 April lalu, Trump mengumumkan tarif impor baja sebesar 25% dan tarif universal 10% terhadap berbagai produk impor.

Menurut data yang dikutip Bloomberg, lonjakan ini terutama mencerminkan dampak dari tarif baja. Adapun pengaruh penuh dari tarif universal diperkirakan baru akan terlihat pada laporan bulan Mei. Rata-rata pembayaran harian bea cukai meningkat hampir 40% pada April dibandingkan Maret.

Kebijakan tarif ini merupakan bagian dari strategi ekonomi America First yang dikampanyekan Trump. Ia berupaya melindungi industri domestik dari produk asing yang lebih murah sekaligus menambah pemasukan negara.

Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menyebut tarif bisa menjadi sumber pendapatan utama negara seperti yang terjadi antara tahun 1870 hingga 1913.

“Saat itu, tarif adalah satu-satunya bentuk penerimaan. Dan saat itulah negara kita menjadi yang terkaya,” ujarnya.

Namun, sejumlah ekonom mengingatkan agar tidak berlebihan menilai dampak fiskal dari lonjakan ini. Utang nasional AS telah melampaui USD36 triliun sementara defisit anggaran untuk paruh pertama tahun fiskal 2025 mencapai USD1,31 triliun.

“Kalau pun bisa menghasilkan USD100 miliar hingga USD200 miliar dari tarif, itu sudah sangat beruntung,” ujar Kepala Ekonom Moody’s, Mark Zandi, dalam wawancara dengan CNBC.

Ia meragukan tarif dapat menggantikan pajak penghasilan atau menutup defisit anggaran secara signifikan. Para pengamat juga memperingatkan potensi dampak negatif terhadap konsumen akibat naiknya harga barang dan potensi memburuknya hubungan perdagangan internasional.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *