Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Dampak Tarif Trump ke Indonesia Tak Sebesar Negara Lain



loading…

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla saat wawancara khusus dengan SindoNews, Sabtu (5/4/2025). FOTO/Achmad al Fiqri

JAKARTA – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla menilai kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menaikan tarif pajak impor baru tak berefek besar bagi industri dalam negeri.

Menurut dia kenaikan tarif impor itu lebih besar berdampak pada konsumen negeri Paman Sam. Meski demikian, JK menilai, Indonesia turut merasakan dampak akibat kenaikan tarif resiprokal Trump. Namun, ia berpandangan, dampak yang dirasakan Indonesia tak sebesar dibandingkan negara mitra dagang AS lainnya.

“Ya pasti ada dampaknya, tetapi tidak sebesar dibandingkan negara lain,” kata JK saat wawancara khusus dengan SindoNews, Sabtu (5/4/2025).

JK mengatakan, nilai impor Indonesia ke AS hanya sebesar USD26,31 miliar atau 10% sepanjang 2024. Dengan besaran itu, JK menilai, kenaikan tarif resiprokal Trump tak berdampak besar bagi industri tanah air.

Lantas, JK mencontohkan komoditas ekspor Indonesia ke AS seperti sepatu. Ia berkata, harga sepatu yang diekspor ke AS sebesar USD15-USD20 di luar tarif bea masuk.

“Di AS, sepatu itu dijual USD50-USD70. Yang kena bea masuk ini kan yang harga USD20 ini dikali 32% itu hanya USD6. Iya jadi artinya harga kemungkinan naiknya saja 10% saja dari harga jual dia,” tutur JK.

JK pun menyoroti polemik kenaikan tarif resiprokal Trump sebesar 32% untuk Indonesia, yang dinilai bisa berdampak pada inflasi hingga PHK bagi industri dalam negeri.

“Padahal yang terjadi rillnya nanti, perubahan itu bukan 32%. Paling tinggi 10% akan terjadi kenaikan harga di pasar AS yang dibebankan kepada konsumen AS,” tutur JK.

“Selama ini orang AS membeli sepatu hanya USD60 misalnya, sekarang harga beli USD66 dengan biaya masuk. Itupun USD66 bisa saja diefisienkan oleh para pengusaha. Mungkin kenaikan hanya USD5. Jadi efeknya tidak sebesar apa yang kita sering bicarakan,” pungkasnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *