loading…
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi 10 produsen minyak dan gas (migas) nasional terbesar hingga 10 juni 2024, ini daftarnya. Foto/Dok
Kemudian disusul oleh ExxonMobil Cepu yang memproduksi 143.946 BOPD pada Juni 2024 atau menurun dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar 155.444 BOPD. Posisi selanjutnya yaitu Pertamina EP yang memproduksi 69.417 BOPD pada 2023 namun menurun jadi 66.468 BOPD pada Juni 2024.
“Kemudian di gas ini juaranya adalah BP Berau Tangguh ada 1.467,12 mmscfd dan meningkat menjadi 1.745,05 mmscfd hingga 30 Juni 2024,” ujar Menteri Arifin ketika ditemui di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas ( Migas ), Jakarta, Jumat (2/8/2024).
Diakui Arifin, produksi gas bumi Indonesia memang sempat menurun namun saat ini mengalami tren kenaikan. Oleh karena itu dirinya optimis produksi gas akan mencapai target yang ditetapkan yaitu 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030 mendatang.
“Jadi dengan adanya temuan-temuan baru, prospek di Andaman, South Andaman, dan juga di Selat Makassar. Gas ini nanti kita pakai banyak ke dalam negeri, untuk menjadi andalan kita untuk bisa mendukung transisi energi,” paparnya.
Arifin menambahkan, terkait prospek produksi minyak bumi setidaknya ada 6 prospek yang akan ditargetkan mulai berproduksi di 2028, Lapangan Forel, Ande-Ande Lumut, Singa Laut Kuda Laut, OO-OX, BUIC, dan Hidayh dengan proyeksi tambahan produksi mencapai 100.000 bopd pada 204 hingga 2027.
“Nah, di samping dari yang 6 ini, kita juga sedang mengupayakan peningkatan recovery dari sumur-sumur yang ada. Jadi kalau dulu recovery-nya itu biasanya hanya 30%, sekarang kita coba minta pertamina untuk bisa meningkatkannya menjadi ke 50%,” pungkas Arifin.
Daftar 10 perusahaan dengan produksi migas terbesar di Indonesia hingga 30 Juni 2024:
Minyak:
1. Pertamina Hulu Rokan 161.623 barrel oil per day (BOPD) pada 2023, dan 157.226 BOPD (status 30 Juni 2024).
2. Exxonmobil Cepu 155.444 BOPD pada 2023, dan 143.946 BOPD (status 30 Juni 2024).
3. Pertamina EP 69.417 BOPD pada 2023, dan 66.468 BOPD (status 30 Juli 2024).
4. Pertamina Hulu Mahakam (PHM) 26.503 BOPD pada 2023, dan 66.468 BOPD (status 30 Juni 2024).
5. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) 26.580 BOPD pada 2023, dan 24.962 BOPD (status 30 Juni 2024).
6. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) 17.510 BOPD, dan 19.855 BOPD (status 30 Juni 2024).
7. Petrochina Jabung 15.303 BOPD pada 2023, dan 14.652 BOPD (status 30 Juni 2024).
8. Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) 10.961 BOPD pada 2023, dan 10.580 BOPD (status 30 Juni 2024).
9. Medco E&P Natuna 10.590 BOPD pada 2023, dan 9.991 BOPD (status 30 Juni 2024).
10. PC Ketapang II 9.673 pada 2023, dan 8.770 BOPD (status 30 Juni 2024).
Gas:
1. BP Berau 1.467,12 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) pada 2023, dan 1.745,04 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
2. Pertamina EP 836,06 MMSCFD pada 2023, dan 813,88 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
3. Medco E&P Grissik 805,14 MMSCFD pada 2023, dan 748,26 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
4. ENI East Sepinggan 453,27 MMSCFD pada 2023, 461,48 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
5. PHM 519,16 MMSCFD pada 2023, dan 426,5 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
6. Pertamina-Medco Tomori 325,94 MMSCFD pada 2023, dan 329 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
7. Petrochina Jabung 253,34 MMSCFD pada 2023, 253,12 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
8. Husky-CNOOC Madura 204,86 MMSCFD pada 2023, dan 207,37 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
9. ENI Muara Bakau 228,04 MMSCFD pada 2023, dan 187,25 9. MMSCFD (status 30 Juni 2024).
10. Pertamina EP Cepu 143,65 MMSCFD pada 2023, dan 187,24 MMSCFD (status 30 Juni 2024).
(akr)