Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Cegah Banjir Produk Impor, Asosiasi Baja RI Minta Pemerintah Perbaiki Regulasi



loading…

The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) atau Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia mengaku tidak membutuhkan insentif pemerintah, setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif resiprokal. Foto/Dok

JAKARTA – The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) atau Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia mengaku tidak membutuhkan insentif pemerintah, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan tarif resiprokal untuk negara mitra.

Director Government Relations & Business Policy Committee IISIA, Fedaus mengatakan, industri baja dalam negeri belum membutuhkan insentif pemerintah, sekalipun tarif resiprokal berpotensi menekan kinerja industri baja nasional .

Menurutnya, yang dibutuhkan pelaku usaha adalah perbaikan regulasi yang mampu melindungi produk baja lokal dan mencegah impor baja secara berlebihan.

“Sebenarnya, kami tidak memerlukan insentif yang berlebihan. Bahwa ini momentum yang baik untuk pemerintah dalam hal ini membuat sebuah terobosan bahwa bagaimana cara mencegah impor (baja),” ujar Fedaus saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025).

“Oleh sebab itu, kami sebenarnya hanya mengharapkan agar momentum ini bisa digunakan dengan memperbaiki regulasi-regulasi yang mengarah kepada memberikan perlindungan terhadap industri baja di dalam negeri,” paparnya.

Senada, Chairman IISIA, M Akbar Djohan menjelaskan, sekalipun industri baja dalam negeri tidak terdampak langsung kebijakan proteksionisme perdagangan AS, lantaran pasar ekspor baja ke Paman Sam masih kecil.

Namun, tarif resiprokal justru membuat produk baja dari China dan negara lainnya bisa membanjiri Indonesia karena pengalihan pasar dari AS. Akbar menilai, kondisi ini membuat produk baja lokal kalah saing, sehingga berdampak pada kinerja perusahaan.

Saat ini kapasitas produksi baja nasional ada di kisaran 20 juta ton per tahun. Sementara, produk baja China di angka 1,2 miliar ton per tahun.

“Mengenai potensi banjirnya produk China, baja dari Cina. Kalau kita bilang ini tsunami (banjir impor baja). Dengan kondisi terakhir, produksi baja China itu sudah mencapai hampir 1,2 miliar ton per tahun,” beber dia.

“Kapasitas produksi kita tidak lebih dari 20 juta ton per tahun. Artinya, dampak daripada tarif yang dikeluarkan oleh Presiden US memang tidak berdampak langsung pada kita. Tetapi yang kita harus antisipasi adalah pagarnya bagaimana produk-produk yang harusnya dari overseas ke US ini pasti mencari pasar yang perlindungannya terhadap produk dalam negeri,” jelas Akbar.

(akr)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *