Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Campakkan BRICS, Arab Saudi Incar Kesepakatan dengan AS Rp1.651 Triliun



loading…

Putra Mahkota Mohammed bin Salman. FOTO/Reuters

JAKARTA – Arab Saudi memilih mencampakkan BRICS dan memprioritaskan hubungan strategis dengan Amerika Serikat (AS). Langkah ini dilakukan seiring upaya Riyadh mengamankan berbagai kesepakatan ekonomi dan pertahanan bernilai jumbo.

Mengutip laporan Reuters, Arab Saudi sedang menjajaki kesepakatan pertambangan dan mineral dengan AS menjelang kunjungan mantan Presiden AS Donald Trump ke Riyadh. Selain itu, Negeri Paman Sam dikabarkan berencana menawarkan paket kerja sama pertahanan senilai USD100 miliar atau sekitar Rp1.651 triliun.

Sejumlah perusahaan pertahanan besar asal AS, seperti Lockheed Martin, RTX Corp, Boeing, Northrop Grumman, dan General Atomics disebut akan dilibatkan dalam penyediaan persenjataan untuk Arab Saudi.

Baca Juga: AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun

Keengganan Arab Saudi gabung dengan BRICS dinilai sebagai strategi untuk menjaga fleksibilitas diplomatik. Riyadh tampak ingin mempertahankan hubungan baik dengan dua kekuatan global sekaligus AS dan negara-negara BRICS sembari memaksimalkan manfaat ekonomi dari keduanya.

“Saudi masih melihat banyak sekali manfaat dari keterlibatan dengan BRICS dan negara-negara anggotanya. Mereka akan terus melakukan double dipping atau multi dipping dengan kemitraan global selama mereka bisa,” ujar peneliti senior Arab Gulf States Institute di Washington, Robert Mogielnicki, dikutip dari Watcher Guru, Jumat (9/5).

Baca Juga: Trump Maki-maki Gubernur The Fed, Sebut Jerome Powell Tolol

Perhitungan Riyadh saat ini merupakan keuntungan jangka pendek yang bisa diperoleh dari AS lebih besar dibandingkan manfaat menjadi anggota BRICS. Langkah ini sejalan dengan upaya Arab Saudi mempertahankan target ambisius dalam Visi 2030 program pembangunan jangka panjang yang digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman termasuk transformasi ekonomi nonmigas dan modernisasi pertahanan.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *