Butuh 10,2 Juta Ton di 2025, Ekosistem Biomassa di Tasikmalaya Dikembangkan



loading…

Peluncuran program Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya. FOTO/Dok.

JAKARTA – PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memastikan ketersediaan biomassa sebagai bahan baku co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dapat dipenuhi.

Diketahui, PLN EPI menargetkan pemanfaatan biomassa untuk co-firing sebesar 2,2 juta ton pada tahun 2024. Jumlah ini direncanakan meningkat menjadi 10,2 juta ton pada tahun 2025, guna memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU yang dimiliki oleh PLN.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, dalam upaya ini, PLN EPI salah satunya telah meluncurkan program “Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu” di Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Tasik Malaya. Selain untuk memastikan ketersediaan biomassa ke depan, program ini juga bertujuan mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pemanfaatan lahan kritis.

“Biomassa yang selama ini digunakan oleh PLN EPI sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan. Karena kebutuhannya terus meningkat, kami melihat adanya peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan potensi ini guna mendongkrak pendapatan ekonomi lokal,” ujar Iwan Agung dalam keterangannya, Jumat (4/10/2024).

Iwan Agung menambahkan, pengembangan biomassa tidak hanya penting untuk menyediakan energi bersih, tetapi juga menciptakan efek ganda dalam menggerakkan ekonomi masyarakat melalui program pertanian terpadu yang memanfaatkan lahan kritis.

“Kami akan mengembangkan tanaman Indigofera, atau dikenal juga sebagai tarum, yang dapat dijadikan sebagai sumber pakan ternak dan bahan baku biomassa. Dengan sistem tumpang sari, tanaman ini juga berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah,” tuturnya.

Iwan menekankan bahwa melalui program ini, PLN berharap dapat membangun ekosistem biomassa yang berkelanjutan sekaligus mendukung upaya pengurangan emisi karbon. Selain itu, program ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

“Batang dan ranting dari tanaman akan digunakan sebagai bahan baku biomassa, sementara daunnya dapat dimanfaatkan oleh peternakan lokal,” jelasnya.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *