Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Bulog Diminta Ikuti Arahan Prabowo, Serap Gabah Petani Langsung



loading…

Bulog diharapkan memprioritaskan penyerapan gabah dan beras dari petani, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Foto/Dok

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya untuk menyerap gabah petani. Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah dan beras petani sebanyak 1,4 juta ton pada panen pertama hingga Maret 2025. Adapun total target penyerapan beras tahun ini mencapai 3 juta ton.

Sekretaris Jenderal DPP Pemuda Tani Indonesia, Suroyo menyambut kebijakan ini dengan kegembiraan. Ia berharap Bulog memprioritaskan penyerapan gabah dan beras dari petani.

“Karena jika serapan tidak langsung ke petani atau melalui pihak ketiga, kami menilai langkah ini tidak hanya merugikan petani, tetapi juga bertentangan dengan arahan Presiden untuk mempercepat swasembada pangan dan menyejahterakan petani sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional,” tutur Suroyo.

“Presiden sudah jelas meminta agar Bulog menyerap gabah petani di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. Ini adalah bagian dari komitmen besar beliau untuk mensejahterakan petani dan mempercepat swasembada pangan. Jangan sampai Bulog justru menghalangi niat baik Presiden dalam membantu petani,” tegas Suroyo.

Ia juga menambahkan, bahwa kebijakan menyerap beras, bukan gabah, membuka celah bagi tengkulak-tengkulak baru untuk mengambil keuntungan besar.

“Petani menjual gabah kepada tengkulak dengan harga rendah, sementara tengkulak menjual beras hasil penggilingan kepada Bulog dengan harga tinggi. Akibatnya, petani tetap berada di posisi yang dirugikan,” ujarnya.

Menurut Suroyo, langkah yang benar adalah Bulog membeli gabah langsung dari petani. Dengan begitu, harga pembelian pemerintah (HPP) untuk Gabah Kering Panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram dapat terjaga, dan petani mendapatkan manfaat maksimal dari hasil panen mereka.

“Penyerapan gabah langsung akan menghilangkan rantai tengkulak dan memberikan rasa keadilan bagi petani. Kita harus berpihak kepada petani, bukan memperkuat posisi perantara yang hanya mengambil keuntungan,” tambahnya.

Presiden, dalam berbagai kesempatan, telah menekankan bahwa kesejahteraan petani adalah kunci utama dalam membangun Kedaulatan Pangan. Ia bahkan, meminta seluruh instansi terkait untuk memastikan petani mendapatkan harga yang layak sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *