loading…
Pemanfaatan pelabuhan bumbulan oleh PT. Biomasa Jaya Abadi (BJA) untuk pengapalan wood pellet atau pelet kayu. FOTO/Ist
“BJA Group menyumbang 26,01% dari total tenaga kerja perusahaan besar di Pohuwato, menjadikannya yang terbesar di wilayah ini,” ungkap Manager Community Development Zunaidi, dalam pernyataannya, Kamis (10/7).
Zunaidi menegaskan, seluruh operasional BJA Group, termasuk bongkar muat kapal, dilakukan dengan mematuhi regulasi lingkungan. Proses tersebut diawasi langsung oleh KUPP Tilamuta dan Kantor Distrik Navigasi Tipe A Bitung untuk memastikan tidak merusak terumbu karang atau biota laut. “Kami beroperasi secara transparan dan taat aturan. Tuduhan pelanggaran lingkungan tidak berdasar,” tegasnya.
Pernyataan ini diperkuat oleh kunjungan Wakil Ketua DPRD Gorontalo, Ridwan Monoarfa beserta anggota dewan ke lokasi perusahaan. Mereka menyatakan bahwa isu negatif, seperti banjir dan pencemaran PDAM, tidak terbukti setelah verifikasi lapangan.
Ridwan menjelaskan, masyarakat setempat justru merasakan dampak positif kehadiran BJA Group, termasuk stabilnya aktivitas nelayan. “Tidak ada gangguan terhadap penangkapan gurita atau lalu lintas kapal tradisional,” katanya.
Ketua Adat Suku Bajo, Jekson Sompah, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, ekosistem laut tetap terjaga, dan nelayan bahkan mendapat manfaat ekonomi dari keberadaan perusahaan.
Baca Juga: Daftar 10 Investasi yang Disepakati Indonesia-Arab Saudi Senilai Rp438 Triliun