Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Bill Gates adalah Pembohong Besar, Filantropinya Omong Kosong



loading…

Perseteruan sengit antara dua miliarder teknologi Elon Musk dan Bill Gates kembali memanas. FOTO/NYPost

JAKARTA – Perseteruan sengit antara dua miliarder teknologi, Elon Musk dan Bill Gates, kembali memanas setelah pendiri Microsoft itu mengumumkan rencana menyumbangkan hampir seluruh kekayaannya senilai USD108 miliar atau setara Rp1.730 triliun pada 2045 melalui yayasannya, Gates Foundation. Pernyataan tersebut langsung dibalas Musk lewat platform X dengan tudingan Bill Gates adalah pembohong besar.

Konflik ini berawal dari kritik Gates terhadap kebijakan pemotongan anggaran bantuan luar negeri AS, termasuk pembubaran USAID atau Badan Pembangunan Internasional AS oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin Musk. Pemotongan 80% dari anggaran USAID senilai USD44 miliar atau setara Rp704 triliun dinilai Gates akan berdampak fatal pada program kesehatan dan pengentasan kemiskinan global.

“Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan negara lain memotong anggaran bantuan mereka puluhan miliar dolar. Tidak ada organisasi filantropi bahkan sebesar Gates Foundation yang bisa menutupi defisit ini,” ujar Gates dikutip dari Watcher Guru, Sabtu (10/5).

Baca Juga: Bill Gates dan Bisnis Vaksin: Sumbang Rp2,6 Triliun tapi Minta Uji Vaksin TBC pada Rakyat Indonesia

Rencana Gates untuk melikuidasi kekayaannya disebut sebagai komitmen filantropi terbesar dalam sejarah modern dengan target pendanaan USD200 miliar atau setara Rp3.200 triliun dalam dua dekade ke depan.

Anggaran tahunan Gates Foundation akan naik menjadi USD9 miliar atau setara Rp144 triliun pada 2026 dan USD10 miliar atau setara Rp160 triliun per tahun setelahnya, terutama untuk memberantas polio, malaria, dan mengurangi kemiskinan global. Namun, Musk menegaskan filantropi Gates sebagian besar omong kosong, seperti tertulis dalam biografi Elon Musk pada 2023, karya Walter Isaacson.

Baca Juga: Bill Gates Berencana Sumbangkan Separuh Harta Kekayaanya

Keduanya memang sama-sama menandatangani The Giving Pledge atau janji donasi miliarder pada 2010, tetapi realisasinya jauh berbeda. Gates Foundation telah mendistribusikan lebih dari USD100 miliar, sedangkan Musk, pemilik Tesla dan SpaceX hanya menyumbang kurang dari 1% kekayaannya, menurut Forbes.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *