Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Bank Teratas Dunia Ini Ramal Dolar AS Bisa Kehilangan Status Global



loading…

Deutsche Bank memproyeksikan pergeseran geopolitik akan mengantarkan pada dolar yang lebih lemah sehingga BRICS akan meraih kemenangan. FOTO/iStock

JAKARTA – Aliansi BRICS sedang dalam upaya untuk menjungkirbalikkan dolar AS dan menggantikan dominasinya dengan mata uang lokal. Pergeseran ke arah penyelesaian perdagangan dalam mata uang lokal telah meningkat sejak Gedung Putih menjatuhkan sanksi terhadap Rusia pada tahun 2022. Negara-negara berkembang mengesampingkan dolar AS untuk transaksi lintas batas dan semakin banyak menggunakan mata uang lokal untuk penyelesaian pembayaran.

Deutsche Bank menulis dalam catatannya baru-baru ini kepada para pemangku kepentingan bahwa dolar AS dapat berakhir di pihak yang kalah. Laporan ini muncul setelah aliansi BRICS secara agresif mengejar agenda dedolarisasi untuk menjatuhkan dolar AS. “Kami tidak menulis ini dengan enteng. Namun kecepatan dan skala pergeseran global sangat cepat sehingga hal ini perlu diakui sebagai sebuah kemungkinan,” ujar Kepala Strategi FX Global Deutsche Bank, George Saravelos dalam sebuah catatan klien baru-baru ini, dikutip dari Watcher Guru, Minggu (16/3/2025).

Bank teratas dunia ini melaporkan bahwa dolar AS tidak menguat secara material ketika BRICS memajukan inisiatif dedolarisasi di seluruh dunia.

“Sulit untuk melebih-lebihkan skala perubahan yang terjadi dalam hubungan ekonomi dan geopolitik global dalam hitungan hari. Apa yang menonjol dalam reaksi pasar hari ini adalah bahwa dolar tidak menguat secara material. Kami tidak mengharapkan pergerakan pasar seperti ini di awal tahun,” kata Saravelos.

Catatan tersebut juga menyebutkan, pergeseran geopolitik akan mengantarkan pada dolar yang lebih lemah sehingga BRICS akan meraih kemenangan. “Dengan menggabungkan semuanya, kita mulai menjadi lebih terbuka terhadap prospek tren yang lebih luas dan lebih lemah yang sedang berlangsung” untuk dolar. “Dua pilar peran Amerika di dunia sedang ditantang secara fundamental: dukungan keamanan AS untuk Eropa dan penghormatan terhadap perdagangan bebas berbasis aturan,” Deutsche Bank menyimpulkan.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *