Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Bahlil Siapkan Aturan Baru, Eksportir Batu Bara Wajib Gunakan HBA



loading…

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyiapkan aturan baru soal harga acuan ekspor batu bara. Nantinya, eksportir batu bara wajib menggunakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) sebagai acuan ekspor ke luar negeri.

“Tidak dalam lama lagi, kami akan membuat Keputusan Menteri (Kepmen) agar harga HBA itulah yang dipakai untuk transaksi di pasar global,” ujar Bahlil, dikutip Senin (10/2/2025).

Menurut dia selama ini eksportir batu bara menggunakan harga acuan global yang cenderung murah. Sebab it, pihaknyaingin mendorong agar industri batu bara dalam negeri bisa lebih kompetitif melalui aturan baru. Sebagai informasi, Indonesia merupakan jajaran negara penghasil batu bara terbesar di dunia namun bukan penentu harga di dunia akibatnya ekspor batu bara asal Indonesia harganya murah.

Melansir laman minerba.esdm.go.id, HBA pada Januari 2025 ditetapkan USD124.01 per ton. Lebih tinggi ketimbang patokan harga batu bara dunia. Misalnya, acuan Newcastle pada Januari 2025 mencapai USD116,79 per ton. Ada margin atau perbedaan antara HBA dengan Newcastle sebesar USD7,5 hingga USD29 per ton.

Bahlil berharap, seluruh eksportir batu bara nasional mengikuti kebijakan tersebut. Bagi yang melanggar, Kementerian ESDM tak segan untuk mencabut perizinan ekspornya. “Kalau tidak mau, kita ambil izin ekspornya. Kira-kira begitu. Masak harga batu bara negara kita dibuat lebih murah ketimbang negara lain. Masak harga batu bara kita, ditentukan negara lain,” katanya.

Selama ini, harga batu bara di Indonesia mengacu kepada sejumlah indeks. Salah satunya adalah Indonesia Coal Index (ICI).
Bahlil mencatat, Indonesia mengekspor batu bara sebanyak 555 juta ton sepanjang tahun 2024. Jumlah tersebut meningkat setiap tahunnya.

Sedangkan total penggunaan batu bara dunia, mencapai 8-8,5 miliar ton. Namun, yang beredar di pasar global hanya 1,5 miliar ton. Artinya, masih ada defisit alias kekurangan yang cukup besar antara 7-7,5 miliar ton. Mencermati data ini, Bahlil tahu persis bahwa Indonesia seharusnya bisa mengeruk untung besar.

“Caranya ya itu tadi, Indonesia harus menjadi negara penentu harga batu bara dunia. Jadi batu bara kita ini, betul-betul berdampak masif dan terstruktur. Misalnya kita buat pengetatan ekspor. Tapi sampai sekarang, kan belum. Kalau harga kita ditekan terus, tidak menutup kemungkinan kita berpikir lain,” jelasnya.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *