Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Atas Perintah Putin, Rusia Batasi Ekspor Uranium ke AS



loading…

Rusia membatasi ekspor uranium yang diperkaya yang menjadi bahan bakar reaktor nuklir komersial ke AS. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA – Pemerintah Rusia mengumumkan pembatasan sementara ekspor uranium yang diperkaya ke Amerika serikat (AS). Langkah ini diambil sebagai respons atas larangan Washington atas pembelian bahan bakar nuklir dari Rusia.

Mengutip Russia Today, menurut dokumen yang dipublikasikan secara daring oleh pemerintah Rusia pada hari Jumat (15/11), langkah tersebut juga menyangkut ekspor berdasarkan perjanjian perdagangan luar negeri dengan orang-orang yang terdaftar di yurisdiksi AS. Pengecualian dibuat untuk pasokan berdasarkan lisensi satu kali yang dikeluarkan oleh Layanan Federal untuk Kontrol Teknis dan Ekspor.

Dokumen tersebut menyatakan, keputusan tersebut dibuat atas instruksi dari presiden Rusia. Pada bulan September, Vladimir Putin mengusulkan pembatasan ekspor bahan baku tertentu yang penting secara strategis, termasuk uranium, ke pasar global sebagai respons atas upaya Barat untuk memblokir akses Rusia ke barang-barang buatan luar negeri tertentu.

Putin kemudian mengatakan dalam sebuah rapat pemerintah bahwa meskipun ada pembatasan dari Barat, Rusia terus memasok beberapa jenis barang ke pasar dunia “dalam jumlah besar” dan dalam beberapa kasus pembeli dengan senang hati menimbun produk-produk Rusia.

Pada bulan Mei, Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang yang melarang impor uranium yang diperkaya dari Rusia, meskipun ada peringatan bahwa tindakan tersebut dapat menjadi bumerang bagi ekonomi Amerika. Larangan tersebut juga diikuti dengan penyediaan dana sekitar USD2,7 miliar melalui pendanaan federal untuk membangun kapasitas pengayaan baru di Amerika untuk meningkatkan industri nuklir sipilnya.

Undang-undang tersebut mengizinkan pengiriman untuk terus berlanjut di bawah sistem keringanan. Departemen Energi AS telah diizinkan untuk mengeluarkan keringanan hingga tahun 2028 dalam kasus-kasus di mana tidak ada alternatif untuk uranium Rusia yang diperkaya rendah atau jika pengiriman tersebut untuk kepentingan nasional.

Rusia menyediakan hampir seperempat dari uranium yang diperkaya yang menjadi bahan bakar reaktor nuklir komersial AS pada tahun 2022. Hal itu menjadikan Rusia pemasok asing utama bahan bakar tersebut bagi Amerika pada tahun itu, menurut Badan Informasi Energi AS.

Meskipun AS memiliki simpanan uraniumnya sendiri, simpanan itu tidak cukup untuk memenuhi permintaan. Sementara itu, Rusia menjadi tuan rumah kompleks pengayaan uranium terbesar di dunia, yang mencakup hampir setengah dari kapasitas global. Bahan bakar itu penting untuk pembangkit listrik tenaga nuklir sipil dan senjata nuklir militer.

Pangsa Rusia dalam pasar uranium yang diperkaya diperkirakan sekitar 40%, dengan nilai ekspor sebesar USD2,7 miliar. Harga uranium melonjak pada hari Jumat menyusul berita pembatasan ekspor Rusia, dengan tawaran untuk pengiriman November 2025 naik sebesar USD4 menjadi USD84 per pon, menurut firma riset pasar UxC.

“Mungkin ada beberapa utilitas yang mengharapkan material itu dan sekarang mungkin tidak mendapatkannya,” kata presiden UxC, Jonathan Hinze, kepada Bloomberg. “Meskipun sebagian besar pengiriman telah dilakukan tahun ini, larangan tersebut dapat mulai merugikan pada tahun 2025, meninggalkan beberapa tanpa pemasok alternatif,” tambahnya.

(fjo)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *