Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Aspekpir Buat Biochar dari Tandan Kosong Sawit di Kampar



loading…

Aspekpir membuat biochar dengan menggunakan bahan baku dari tandan kosong sawit. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA – Para petani sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) mempraktekkan pembuatan biochar dengan menggunakan bahan baku dari tandan kosong sawit. Biochar merupakan arang aktif dengan kandungan karbon yang cukup tinggi.

Praktik pembuatan biochar ini diselenggarakan di KUD Karya Sembada, Desa Batang Tindih, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (14/5/2025). Hadir sebagai instruktur dalam kegiatan ini adalah Mirza Arif Zainal dari Yayasan Agathis Dammara Karbon dan Arif Firmansyah sebagai praktisi pengguna biochar.
Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).

Ketua Umum Aspekpir Setiyono mengatakan kegiatan ini melibatkan 100 petani sawit anggota Aspekpir di Kabupaten Kampar, Riau. “Harapan kami, anggota Aspekpir di Kampar bisa membuat biochar secara mandiri karena bahan bakunya (tandan kosong sawit) sangat melimpah,” kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (14/5).

Baca Juga: BPDP Bantu Anak Petani Sawit dengan Beasiswa ke Perguruan Tinggi

Senior Analis Divisi UKMK Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Anwar Sadat yang hadir mewakili Direktur Utama BPDP Eddy Abdurrachman mengapresiasi kegiatan ini karena sesuai dengan sasaran dari pendirian BPDP, yakni peningkatan kesejahteraan petani sawit.

“Harapan saya para peserta bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik, menyerap materi yang disampaikan para pembicara dan mengaplikasikan biochar yang dibuatnya di kebun sawitnya. Apalagi tandan kosong sawit yang menjadi bahan baku (biochar) banyak tersedia di sini,” kata Anwar Sadat.

Mirza Arif Zainal mengatakan bahwa biochar kaya karbon yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna atau pembakaran tanpa oksigen atau oksigen terbatas dengan suhu di atas 200-250 Celcius. Pembakaran ini dilakukan dalam waktu dua jam atau lebih tergantung pada jenis biomassa yang digunakan.

Biochar, kata Mirza, disebut juga arang aktif dengan kandungan karbon cukup tinggi. Biochar memiliki rongga-rongga yang berfungsi menyerap dan menyimpan dengan sangat baik. “Secara fisik, tampilan biochar seperti arang untuk bakaran sate, ayam panggang, dan sejenisnya. Namun, biochar memiliki struktur yang jauh lebih berpori/berongga dibandingkan arang biasa,” tuturnya.

Lebih lanjut Mirza menjelaskan bahwa, rongga-rongga pada biochar ini berfungsi mengikat unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, sehingga mencegah unsur hara tersebut tersapu oleh air hujan, erosi atau leaching. “Dengan kemampuan menyerap/menyimpang air dan unsur hara, biochar mampu menjaga kelembaban tanah sehingga akar tanaman dapat berkembang lebih baik,” sebutnya.

Dengan fungsi tersebut, biochar bukan pupuk. Jika pupuk berfungsi sebagai sumber nutrisi langsung bagi tanaman, maka biochar lebih berperan sebagai pembenah tanah.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *