Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

AS Gabung Israel Serang Iran, Siap-siap Harga Minyak Mendidih Tembus USD100 per Barel



loading…

Sebuah Suar Gas di Anjungan Produksi Minyak Terlihat di Samping Bendera Iran. FOTO/Reuters

JAKARTA – Amerika Serikat (AS) resmi melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama milik Iran pada Minggu (22/6), yakni di Fordow, Natanz, dan Esfahan. Serangan ini mengakhiri spekulasi selama beberapa hari mengenai kemungkinan keterlibatan pemerintahan Donald Trump dalam konflik yang telah berlangsung selama 10 hari antara Israel dan Iran.

Langkah agresif ini diperkirakan akan kembali mengguncang pasar minyak dunia. Iran, yang menyumbang sepertiga dari total produksi minyak global dan merupakan anggota ketiga terbesar dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+), memiliki pengaruh besar terhadap dinamika harga minyak internasional.

Baca Juga: Breaking News: AS Resmi Serang Iran, Bombardir 3 Situs Nuklir

Sepanjang pekan lalu, harga minyak mentah Brent melonjak hingga 11 persen, sempat menyentuh USD 80 per barel, sebelum kembali mendingin seiring munculnya harapan gencatan senjata. Namun, dengan eskalasi terbaru ini, analis memperkirakan harga minyak berpotensi melambung lagi mulai awal pekan ini.

Pasar sempat teredam oleh ekspektasi bahwa lonjakan harga tidak akan bertahan lama, mengingat permintaan global yang belum sepenuhnya pulih dan pasokan minyak dari OPEC+ masih melimpah. Kartel minyak tersebut bahkan dijadwalkan akan kembali menggelar pertemuan pada 5 Juli untuk membahas rencana kenaikan produksi pada Agustus mendatang, setelah menaikkan pasokan 4,11 juta barel per hari pada Juni dan Juli.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *