Anggota DPR saran optimalkan limbah uang kertas untuk energi biomassa



Persentase penggunaan biomassa yang saat ini baru berkisar 3 persen akan terus tumbuh hingga 12 persen di setiap pembangkit

Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding menyarankan PT PLN (Persero) mengoptimalkan penggunaan limbah uang kertas untuk bahan baku sumber energi biomassa pembangkit listrik.

“Saya tanya kepada Bank Indonesia, setiap bulan 15 ton (limbah uang kertas), khusus Banyumas (Jateng) dan sekitarnya,” ujar Abdul Kadir dalam video singkat, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen di Jakarta, Selasa.

Ia berharap penggunaan limbah uang kertas dapat dioptimalkan untuk menjadi sumber kalori biomassa, bersama dengan bahan baku lainnya, seperti serbuk gergaji, kelapa sawit, sabut kelapa, dan lainnya.

Dengan demikian, kata dia, pemanfaatan limbah uang kertas dapat menambah stok biomassa untuk mendukung keberlanjutan sumber energi alternatif.

“Uang yang sudah nggak terpakai kan harus dicetak lagi oleh mereka (Bank Indonesia). Itu (limbah uang kertas) dibuang, jadi manfaatkan lah,” katanya.

Abdul Kadir menginginkan metode co-firing atau pemanfaatan biomassa sebagai substitusi parsial batu bara dapat ditingkatkan.

Saat ini, ujarnya, produksi listrik dengan menggunakan biomassa sudah mencapai tiga persen.

Ia mengatakan bahwa pemanfaatan biomassa telah ditargetkan terus meningkat hingga mencapai lima persen pada 2025.

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Subholding PT PLN (Persero), sepanjang 2023 telah menerapkan teknologi substitusi batu bara (co-firing) dengan biomassa pada 43 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di seluruh Indonesia.

Pada 2023, PLN EPI telah menyerap satu juta ton biomassa, tumbuh 71 persen dibandingkan 2022 sebesar 585 ribu ton.

“Hingga 2025, kebutuhan biomassa bisa mencapai 10,2 juta ton dengan implementasi co-firing di 52 PLTU PLN Grup,” kata Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara dalam suatu kesempatan.

Nantinya, persentase penggunaan biomassa yang saat ini baru berkisar 3 persen akan terus tumbuh hingga 12 persen di setiap pembangkit.

Upaya itu juga sekaligus mendorong target bauran energi hingga 23 persen pada 2025.

Baca juga: Selama 2023, PLN EPI serap 1 juta ton biomassa untuk co-firing PLTU

Baca juga: PLN: teknologi “co-firing” mampu tekan 1,05 juta ton CO2 emisi karbon

Baca juga: PLN Indonesia Power mengejar bauran EBT lewat cofiring PLTU Adipala

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *