Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Amerika Serikat Dibayangi Ancaman Gagal Bayar Utang Rp594.120 Triliun, Kapan Terjadinya?



loading…

Menteri Keuangan Scott Bessent memperingatkan, Amerika Serikat (AS) berpotensi gagal bayar utang, yang diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2025, mendatang. Foto/Dok

JAKARTA – Menteri Keuangan Scott Bessent memperingatkan, Amerika Serikat (AS) berpotensi gagal bayar utang , yang diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2025, mendatang. Dalam sebuah surat kepada Kongres, Ia mendesak para legislator untuk bertindak dengan menaikkan atau menangguhkan plafon utang,

Scott Bessent menerangkan, bahwa menaikkan atau menangguhkan batas utang untuk menghindari kekurangan dana, demi menutupi pengeluaran federal. AS mencapai batas utang statutornya saat ini sebesar USD36,1 triliun pada bulan Januari.

Begitu batas terpenuhi, pemerintah tidak dapat lagi meminjam dan diharuskan melaksanakan kewajibannya secara penuh dan tepat waktu. Saat ini, total utang AS telah meningkat menjadi USD36,2 triliun atau setara Rp594.120 triliun (kurs Rp16.412 per USD), menurut data resmi.

Baca Juga: Defisit Perdagangan AS Meledak ke Rekor Tertinggi Rp2.290 Triliun per Maret 2025

Namun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) AS mengandalkan ‘tindakan luar biasa’ – terutama taktik akuntansi seperti menunda pembayaran ke dana pensiun pegawai negeri – untuk terus memenuhi kewajibannya dan menunda terjadinya gagal bayar.

Partai Republik dilaporkan sedang mengerjakan paket legislasi yang akan meningkatkan batas utang AS hingga USD5 triliun, sebagian besar dengan memperpanjang dan memperluas pemotongan pajak di era Presiden Donald Trump yang diumumkan pada tahun 2017.

Namun laporan terbaru menunjukkan bahwa negosiasi berjalan lambat dan bisa memakan waktu berbulan-bulan. Bessent mengatakan, ada “kemungkinan” bahwa langkah darurat Kementerian Keuangan akan habis pada bulan Agustus, ketika Kongres dijadwalkan untuk reses.

Dia meminta para pembuat undang-undang untuk menyelesaikan paket tersebut pada pertengahan Juli, dengan peringatan bahwa lewat dari tenggat waktu tersebut bisa membuat pemerintah tanpa pilihan.

“Saya dengan hormat mendesak Kongres untuk meningkatkan atau menangguhkan batas utang sebelum pertengahan Juli, sebelum jadwal reses, untuk melindungi kepercayaan dan kredit Amerika Serikat,” tulis Bessent dalam surat yang ditujukan kepada Ketua Dewan, Mike Johnson.

“Kegagalan untuk menangguhkan atau meningkatkan batas utang akan menghancurkan sistem keuangan kita dan mengurangi keamanan serta posisi kepemimpinan global Amerika,” tambahnya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *