Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Aliansi Ini Tidak Seperti NATO



loading…

Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping bertemu di sela-sela KTT G20 di Indonesia pada November 2022. FOTO/Reuters

JAKARTA – Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, mengungkapkan banyak negara siap bergabung dengan aliansi BRICS . Hal itu diungkapkan saat berbicara dalam forum ‘Kebangkitan dan Peran India di Dunia’ di London, Inggris.

Jaishankar menegaskan bahwa blok ini mendorong negara-negara berkembang untuk mendobrak norma-norma yang ada dan memasuki sebuah wilayah keuangan baru tanpa harus bergantung pada dolar AS untuk bertahan hidup.

Menurut dia aliansi BRICS adalah kelompok yang sangat beragam dan negara-negara berkembang menganggap blok ini menarik. Kesatuan dalam keragaman inilah yang membuat negara-negara lain tertarik bergabung dalam agenda bersama untuk melakukan dedolarisasi.

“Saya pikir jelas mereka pasti melakukan sesuatu yang benar. Jika begitu banyak negara ingin bergabung dengan BRICS dan begitu banyak negara yang telah bergabung,” ujarnya.

“Afrika Selatan bergabung, maka keanggotaannya menjadi dua digit. Dan pada tahun 2024, tahun lalu di Kazan, kami juga menambahkan mitra dialog, konsep mitra dialog,” kata Jaishankar dikutip dari Watcher Guru, Sabtu (8/3/2025).

Lebih lanjut, negara-negara yang tidak memiliki kedekatan geografis pun ingin bergabung dengan aliansi BRICS.

“Kami adalah pengecualian dari aturan normal pembentukan kelompok. Biasanya negara-negara yang secara geografis berdekatan satu sama lain atau memiliki sejarah yang sama atau kesamaan etnis atau bahasa, ini biasanya menjadi dasar untuk membentuk sebuah kelompok. Sekarang, aliansi BRICS menentang semua asumsi tersebut. Jadi, aliansi ini tidak seperti Persemakmuran, tidak seperti NATO, tidak seperti G7. Ini bukan seperti apa pun yang telah dikonseptualisasikan sebelumnya,” kata dia.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *