Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

8 Sentimen Bayangi Pergerakan IHSG Pekan Ini, Berikut Proyeksi Analis



loading…

Market pada sepekan mendatang 3-7 Februari 2025 diprediksi akan bergerak positif dengan 8 sentimen yang menggerakannya, meski dalam sepekan terakhir pergerakan IHSG cenderung melemah. Foto/Dok

JAKARTAMarket pada sepekan mendatang 3-7 Februari 2025 diprediksi akan bergerak positif dengan 8 sentimen yang menggerakannya, meski dalam sepekan terakhir pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) cenderung melemah sebesar -0,79% disertai dengan outflow di pasar regular sebesar Rp521,4 miliar.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menerangkan, ada beberapa katalis atau sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada sepekan lalu yang hanya berlangsung selama 2 hari perdagangan yakni, NBS Manufacturing PMI, Fed Interest Rate Decision, Foreign Direct Investment dan Core PCE.

– NBS Manufacturing PMI.

PMI Manufaktur China pada Januari 2025 turun ke 49,1 dari 50,1 di Desember serta berada di bawah konsensus 50,1, menunjukkan kontraksi pertama dalam lima bulan. Penurunan ini dipicu oleh melemahnya aktivitas pabrik menjelang Tahun Baru Imlek, dengan output dan pesanan baru mengalami penurunan signifikan.

Imam menegaskan, China adalah mitra dagang utama Indonesia, terutama untuk komoditas seperti batu bara, nikel, dan CPO. Pelemahan sektor manufaktur China dapat mengurangi permintaan bahan baku dari Indonesia, berpotensi menekan harga dan volume ekspor.

– Fed Interest Rate Decision.

The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5% dalam pertemuan Januari 2025, sesuai ekspektasi pasar. Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan, bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut dan ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam pengendalian inflasi.

“Dengan suku bunga The Fed tetap tinggi, arus modal asing ke negara berkembang seperti Indonesia bisa terbatas karena investor tetap memilih aset berbunga tinggi di AS. Rupiah bisa menghadapi tekanan jika aliran dana asing keluar dari pasar obligasi dan saham,” jelas Imam.

– Foreign Direct Investment.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *