loading…
Bashar Al Assad berhubungan dengan agen Mossad selama bertahun-tahun. Foto/X/@UpdateNews724
Melansir Yedioth Ahronoth, dikatakan bahwa Israel melakukan operasi rahasia untuk menjalin kontak dengan Assad dan lingkaran dalamnya, dengan mengirimkan pesan melalui agen intelijen Israel yang menyamar sebagai “Musa” di WhatsApp. Pesan tersebut diduga sampai ke pejabat tinggi di Damaskus.
Satu operasi dilaporkan berupaya menegosiasikan kesepakatan rahasia di mana Assad akan menghentikan pengiriman senjata ke Lebanon sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional terhadap rezimnya.
Laporan tersebut mencatat bahwa pada akhir tahun 2019, Yossi Cohen, yang saat itu menjabat sebagai kepala badan intelijen Israel, Mossad, dijadwalkan bertemu Assad di Kremlin. Namun, Assad membatalkan pertemuan tersebut.
Direktorat Intelijen Militer, yang dikenal sebagai Aman, diduga mengirim pesan tersebut kepada Menteri Pertahanan Suriah saat itu, Ali Abbas, setelah serangan udara Israel terhadap target yang diklaim terkait dengan Iran atau Hizbullah di Suriah.
Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa sejak 1963.
Pengambilalihan kekuasaan tersebut terjadi setelah pejuang Hayat Tahrir al-Sham merebut kota-kota penting dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua minggu.
Melansir Middle East Monitor, Israel telah menduduki wilayah di Suriah, Lebanon, dan Palestina selama beberapa dekade dan terus menolak seruan untuk mundur atau mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, berdasarkan perbatasan sebelum 1967.
(ahm)