Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Zelensky Tidak akan Meminta Maaf kepada Trump



loading…

Presiden AS Donald Trump (tengah) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kanan) di Gedung Putih di Washington D.C., Amerika Serikat, pada 28 Februari 2025. Foto/Xinhua/Hu Yousong

KIEV – Penasihat utama presiden Ukraina, Mikhail Podoliak, menegaskan Kiev tidak akan meminta maaf atas pertengkaran antara Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih.

Dia membela perilaku Zelensky pada pertemuan pekan lalu, dengan mengklaim AS harus memahami perlunya memberikan tekanan maksimum pada Rusia.

Selama pertemuan yang menegangkan di Ruang Oval, Zelensky meragukan kemungkinan diplomasi dengan Rusia dan mengatakan kepada Trump dan wakil presidennya, J.D. Vance, bahwa AS “akan merasakan” dampak konflik tersebut.

Trump menuduh Zelensky tidak menghormati, tidak berterima kasih atas bantuan AS di masa lalu, enggan mencari perdamaian dengan Rusia, dan “berjudi dengan Perang Dunia III.”

Setelah pertengkaran itu, Zelensky kembali mengucapkan terima kasih kepada AS atas bantuan militernya, dengan mengklaim, “Ukraina siap duduk di meja perundingan.”

Meski tidak meminta maaf, pemimpin Ukraina itu mengakui pertemuan dengan Trump “tidak berjalan sesuai rencana.”

“Sangat disayangkan hal ini terjadi,” imbuh dia, seraya mendesak AS melanjutkan keterlibatan diplomatik.

Dalam wawancara dengan majalah Prancis Le Point pada hari Jumat (7/3/2025), Podoliak membela Zelensky, dengan menegaskan, “Dia benar-benar tepat dalam bentuk dan substansi ketika dia mencoba menyampaikan kepada mitra Amerika kita gagasan utama: tidak ada yang akan dilakukan tanpa paksaan dari Rusia.”

“Tanpa paksaan dari Rusia, tidak akan ada perundingan damai. Presiden kita tanpa lelah menjelaskan kepada mitra kita apa perang ini dan siapa yang memprovokasinya… Jadi, kita tidak akan meminta maaf atas kesalahan yang seharusnya tidak terjadi,” tegas dia.

Dia juga menolak anggapan Trump dan Vance telah “mempermalukan” Zelensky, menggambarkan perang kata-kata itu sebagai “diskusi yang sangat emosional” yang menurutnya dapat membantu dalam menyelesaikan perbedaan antara Kiev dan Washington.

Menyusul perselisihan Trump-Zelensky, AS membekukan bantuan militer dan pembagian intelijen dengan Ukraina.

Sejumlah pejabat Amerika mengatakan penghentian sementara tersebut akan tetap berlaku hingga Kiev menunjukkan komitmennya mengadakan perundingan damai.

(sya)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *