Wakil Presiden Filipina Sudah Sewa Pembunuh Bayaran untuk Bunuh Marcos Jr Jika Dirinya Dibunuh



loading…

Wakil Presiden Filipina Sara Duterte ancam akan bunuh Presiden Marcos Jr jika dirinya dibunuh. Foto/X/@Gerbi_23

MANILA – Wakil Presiden Filipina Sara Duterte mengatakan bahwa dia akan membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr. jika dia sendiri terbunuh, yang mendorong kantor Marcos untuk bersumpah untuk “tindakan yang tepat segera.”

Dalam tanda dramatis dari keretakan yang melebar antara dua keluarga politik paling berkuasa di negara Asia Tenggara tersebut, Sara Duterte mengatakan dalam konferensi pers dini hari bahwa ia telah berbicara dengan seorang pembunuh dan memerintahkannya untuk membunuh Marcos, istrinya, dan juru bicara DPR Filipina jika ia harus dibunuh.

“Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya berkata, jika saya terbunuh, bunuh saja BBM (Marcos), (ibu negara) Liza Araneta, dan (Pembicara) Martin Romualdez. Tidak bercanda. Tidak bercanda,” kata Sara Duterte dalam pengarahan yang sarat kata-kata kasar, dilansir CNN. “Saya berkata, jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka dan kemudian ia berkata ya.”

Ia menanggapi seorang komentator daring yang mendesaknya untuk tetap aman, dengan mengatakan bahwa ia berada di wilayah musuh karena ia berada di majelis rendah Kongres semalaman bersama kepala stafnya. Duterte tidak menyebutkan adanya dugaan ancaman terhadap dirinya sendiri.

Baca Juga: Titik Tolak Perang Dunia III Bergantung pada Vladimir Putin

Kantor Komunikasi Kepresidenan menanggapi dengan pernyataan yang berbunyi: “Bertindak berdasarkan pernyataan Wakil Presiden yang jelas dan tegas bahwa ia telah menyewa seorang pembunuh untuk membunuh Presiden jika dugaan rencana terhadapnya berhasil, Sekretaris Eksekutif telah merujuk ancaman aktif ini ke Komando Keamanan Presiden untuk tindakan yang tepat dan segera.

“Setiap ancaman terhadap nyawa Presiden harus selalu ditanggapi dengan serius, terlebih lagi ancaman ini telah diungkapkan kepada publik dengan jelas dan pasti,” katanya.

Kantor Duterte tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan kantor kepresidenan tersebut.

“Negara ini akan hancur karena kita dipimpin oleh orang yang tidak tahu bagaimana menjadi presiden dan pembohong,” katanya dalam pengarahan tersebut.

Duterte, putri pendahulu Marcos, mengundurkan diri dari kabinet pada bulan Juni saat masih menjabat sebagai wakil presiden, menandakan runtuhnya aliansi politik tangguh yang membantunya dan Marcos, putra dan senama mendiang pemimpin otoriter tersebut, mengamankan kemenangan elektoral 2022 mereka dengan selisih yang lebar.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *