loading…
Krisis pilot berpengalaman jadi alasan Ukraina tak kunjung operasikan penuh jet tempur F-16 pasokan Barat untuk melawan Rusia. Foto/AF.mil
Gelombang pertama pasokan F-16 telah gagal mengubah situasi di medan perang yang menguntungkan rezim Kyiv, di mana Angkatan Udara Ukraina mengonfirmasi bahwa salah satu jet tersebut justru jatuh hanya beberapa minggu setelah pengiriman.
Wall Street Journal, mengutip para pejabat Barat yang tak disebutkan namanya, melaporkan bahwa AS telah mengubah programnya untuk melatih pilot Ukraina menerbangkan jet tempur F-16 dengan menambahkan kadet yang lebih muda tanpa pengalaman terbang sebelumnya.
“Ini campuran. Beberapa pilot berpengalaman, dan kami masih menerima pilot yang lebih berpengalaman. Namun, ada juga yang tidak memiliki pelatihan dan pengalaman pilot seperti itu,” kata salah satu pejabat, yang dilansir Jumat (18/10/2024).
Pejabat tersebut mengatakan keputusan untuk memfokuskan kembali pelatihan pada kadet daripada anggota Angkatan Udara yang berpengalaman dapat memperpanjang jangka waktu ketika rezim Kyiv dapat mulai mengoperasikan satu skuadron penuh F-16 di medan perang selama beberapa bulan ke depan.
Para sumber itu berpendapat bahwa bahkan sebelum keputusan diambil, Ukraina hampir tidak akan memiliki 20 unit F-16 dan 40 pilot untuk mengoperasikannya hingga musim semi atau musim panas tahun depan.
Sumber internal Ukraina juga mengatakan bahwa langkah untuk mengubah program pelatihan adalah hasil dari kurangnya pilot Kyiv yang berpengalaman dengan kemampuan bahasa Inggris yang memadai yang dapat disisihkan dari medan perang.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sebelumnya memperingatkan Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya bahwa Moskow menganggap keberadaan F-16 berkemampuan nuklir di Ukraina sebagai ancaman nuklir.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada gilirannya menekankan bahwa jet F-16 yang dipasok Barat ke Ukraina tidak akan memiliki kekuatan untuk mengubah situasi di medan perang.
Dia memperingatkan bahwa jika jet tempur ini dikerahkan dari wilayah negara ketiga, mereka akan dianggap sebagai target yang sah bagi pasukan Rusia.
Putin lebih lanjut menyatakan bahwa F-16, seperti peralatan Barat lainnya yang dikirim ke Kyiv, akan dihancurkan pasukan Rusia.
(mas)